Tuesday, August 16, 2016

COSRX LOW PH GOOD MORNING GEL CLEANSER - REVIEW

Hallo there,

Hari ini saya akan me-revirew salah satu produk skincare Korea merk cosrx : Cosrx Low PH Good Morning Gel Cleanser setelah pemakaian kurang lebih sepuluh hari.

Ini penampakannya ya.





Tipe kulit wajah: Kombinasi cenderung berminyak, berjerawat radang, dan sangat sensitif.

Ohya, sebelum membeli produk, biasanya saya memang mencari banyak review dulu, baik review ke pemakai langsung ataupun googling sana-sini. Review yang saya dapatkan sangat baik sehingga saya tertarik membeli produk ini. Dengan harga terjangkau (bukan pembersih mahal), dengan harga beli sekitar Rp. 125.000, produk ini termasuk pembersih wajah yang memberikan hasil memuaskan. Gel Cleanser ini sangat enak dipakai, mampu membersihkan kulit wajah dengan lembut dan efektif untuk kulit senstitif saya. Selanjutnya wajah terasa soft, clean, dan nyaman.

So far, belum ada keluhan ya atas produk ini. Saking puasnya, saya nobatkan produk ini menjadi produk pembersih wajah terfavorit saya!!!

Repurchase? Absolutely!!!







Monday, August 15, 2016

SKINCARE ROUTINE ALA KOREA

Kali ini, saya akan menulis mengenai perawatan pribadi kulit wajah.

Masalah kulit saya adalah kusam dan berjerawat parah, tapi tidak ada komedo. Sejak hamil anak pertama, saya parno dan menghentikan semua perawatan wajah. Bahkan saya memakai sabun bayi batangan untuk sabun wajah. Teman-teman sekeliling saya bilang kalau saya berlebihan. Iya sih, namanya juga anak pertama. Wajar donk kalo kurang teredukasi dan parno :p

Kebiasaan menghentikan perawatan wajah tadi berlangsung lama, sampai saya kembali hamil dan melahirkan anak kedua. Sempat diantaranya saya pengen tobat dan mulai membeli serangkaian (banyak sekali rangkaian) skincare, tapi apa daya, dengan alasan ribet dan gak sempat perawatan karena repot mengurus dua bocah kecil, rangkaian tersebut TIDAK ADA YANG SAYA PAKAI SAMPAI HABIS! Pak suami hanya bisa nelan ludah, mau komplain tapi nanti istrinya ngambek dan diam seribu bahasa. Dia pasrah aja liat kelakuan istrinya yang rajin beli skincare, namun tidak digunakan.

Time flies, sampai saatnya sekarang anak kedua saya sudah berusia sepuluh bulan. Sudah empat tahun lebih saya menyepelekan perawatan wajah dan berhadapan dengan permasalahan yang sepertinya tak kunjung selesai, kulit wajah kusam dan berjerawat. Oya, jerawat saya tipenya jerawat radang, basah, merekah ya. Bukan sekedar bruntusan. Kini saya mulai concern kepada perawatan wajah. Saya ingin kembali merawat wajah agar terlihat bersih dan tidak cepat menua.

Saya mulai mencari alternatif perawatan wajah, dan menemukan metode perawatan wajah ala korea, alias korean skincare daily routine. Browsing sana sini, dan ngubek-ubek instagram orang, akhirnya saya memilih dan membeli sekian produk seperti gambar dibawah ini.


Begini Skincare routine saya per steps (masih beberapa kali bolong atau skip) adalah sebagai berikut:
1. Viva milk cleanser
2. Cosrx Good morning low PH cleanser / The Body Shop Tea Tree Face Cleanser
3. Mizone AHA/BHA Toner
4. Goodal First Essence
5. Goodal Facial Mist
6. Centella Blemish cream/Sulwhasoo cream/ISOI Blemish care (Sementara ini fokus memakai centella   blemish cream dulu)
7. Cosrx Ultimare Nourishing Rice Overnight Mask

Sudah kurang lebih 10 hari ya skincare routine diatas saya lakukan. Jujur saja terkadang saya gak mengikuti semua step atau bahkan pernah tidak melakukannya sama sekali, misalnya saja sudah sangat kecapekan pulang kerja dan lanjut mengurus bocah-bocah lalu tepar ketiduran. Tetapi, untuk kali ini, saya cukup kuat memotivasi diri sendiri agar tidak teralu sering kecolongan seperti tadi.

Secara garis besar, wajah masih belum terlihat bersih bersinar kinclong seperti wajah bayi. Namun, jerawat sudah hilang hampir 100 persen, bahkan dari hari ketiga perawatan, jerawat sudah mulai berkurang 75 persen. Soal masalah kulit kusam sih tetap, tapi saya akui tingkat kusamnya sudah berkurang sedikit (berkurang sekitar 5 persen lah).

Memang perawatan kulit ala korea ini jauh lebih ribet dan panjang steps-nya, namun diklaim sebagai investasi perawatan jangka panjang dan tidak menimbulkan ketergantungan. Bukan tipe sulap yang memberikan dampak besar dalam waktu yang singkat, memang.

Demikian tulisan pengalaman pribadi saya. Selamat merawat wajah ya !!

Thursday, March 10, 2016

Pergumulan Seorang Ibu

Kali ini saya menulis perihal pergumulan saya sebagai seorang Ibu dari kacamata saya. Sampai hari ini, Puji Tuhan, saya sudah dianugerahi dua orang anak, seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan. Hamil dan melahirkan tidak gampang, tidak selalu mulus, dan tentunya mengalami kesulitan ataupun kesakitan.

Setelah anak sudah lahir, bagaimana? Nah ini! Deg-degan banget kalau ngomongin hal ini. Sebagai seorang Ibu (saya membahas spesifik sebagai Ibu, bukan orang tua dulu disini), banyak tantangan dan kendala dalam mendidik anak, termasuk didalamnya kecemasan jika salah mendidik anak.

Sebagai seorang Ibu, menerapkan teori baik mengenai makanan jasmani anak saja sudah bikin pusing tujuh keliling:
1. Asi eklusif 6 bulan pertama.
Tidak usah ditanya bagaimana jungkir baliknya seorang ibu melakukan tugas ini. Teori bilang untuk mendukung ibu mejalankan tugasnya, dibutuhkan dukungan suami, keluarga besar, maupun lingkungan sekitar termasuk kantor jika ibu bekerja. Lah, kalo tidak ada dukungan suami/keluarga/kantor gimana? Kan mau gak mau kita harus usaha sendiri kan? Gampang? Didukung saja susah apalagi tanpa dukungan!

2. Melanjutkan ASI sampai 2 tahun.
Ini juga PR. Lulus asi ekslusif 6 bulan memang sedikiiittt (banget) melegakan, tapi teori tetap memberikan ASI dalam jumlah banyak (yang berarti tetap harus pumping) sampai satu tahun (CMIW) dan melanjutkan pemberian asi secukupnya (boleh stop pumping cukup menyusui langsung) sampai dua tahun itu butuh keteguhan niat, konsistensi, dan perjuangan juga, lho!

3. Pemberian MPASI tanpa garam gula sampai anak setahun. Terori ketiga ini, ribet praktekinnya krn kalo anak GTM (Tutup Mulut males makan), ibu langsung tidak percaya diri  lalu menganggap anaknya tidak suka dengan rasa makanan yg tanpa gargul. Atau, bisa jadi ini sumber masalah yang diperdebatkan antara ortu/mertua yg kekeuh harus pake gargul sama Ibu yang gak mau. Nah buat anak kecil kan kasus GTM gak sekali dua kali datang.. PR banget buat mamanya sabar.

Itu baru 3 poin aja udah bikin pusing yang baca kan? Itu baru sebagian kecil masalah yang bikin seorang Ibu pusing, lho. Oya, itu juga (cuma) masalah makanan jasmani. Gimana dengan makanan rohani (menanamkan positive values seperti kemandirian, kesederhanaan, kerja keras, ataupun menanamkan agama dan kepercayaan) TIDAKKKKKKK !!!!! Pusing kepala barbie..

Menjadi Ibu, gak perlu dipertanyakan lagi, sudah pasti merupakan ANUGERAH. Mendidik anak, merupakan tugas dan tanggung jawab yang teramat sangat berat. Sebagai manusia yang tidak sempurna, mesti belajar, mesti aware, mesti hati-hati, dan berdoa minta hikmat dari Tuhan.

Terus, kenapa di media sosial, ataupun di lingkungan sekitar, sesama ibu-ibu suka saling nyinyir dan merasa paling hebat ya? Berdebat mengenai lahiran sesar atau normao, sufor atau formula, mendidik anak dengan keras atau mengganggap anak sebagai teman atau yang memilih moderat. Saya sebagai Ibu yang lahiran normal, concern asi dan gak patuh no gargul, sering banget di nyinyirin sama yang pahamnya beda. Ibu-ibu sufor suka ngatain susu saya kurang kalo anak lagi ribet bolak balik minta nenen, atau di kasus lain digurui soal pantangan gargul...

Sudahlah! Saya lebih setuju kita sama-sama saling membangun dan memberi dukungan. Pilihan apa yang diambil Ibu, gak untuk dihakimi. Kalaupun kita tidak setuju, sampaikan dengan halus atau jika kiranya lebih baik didiamkan, maka diamkan. Jika sudah kita nasehati, namun masih memilih jalan lain TETAP GAK BOLEH NYINYIR! Jangan merasa paling benar.  

Semoga Ibu-ibu dimanapun berada, termasuk yang membaca tulisan ini, diberikan hikmat dari Tuhan untuk dapat mendidik anak menjadi anak-anak yang takut kepada Tuhan, dan membahagiakan kedua orang tua. Amin....

Tuesday, February 9, 2016

Kehamilan Kedua

Kehamilan kedua, sama seperti kehamilan pertama, memiliki kenangan tersendiri.

Kehamilan kedua ini, saya lebih sering dirumah, tiduran, dan kecapekan. Berbeda dari kehamilan sebelumnya dimana saya sangat aktif dan bertenaga, naik tangga busway sambil setengah berlari di usia kehamilan mendekati sembilan bulan, merupakan hal yang biasa. Kali ini, naik tangga penyebranganan dengan pelan saja, saya sudah kecapekan dan ngos-ngosan. 

Kehamilan kedua, sama seperti kehamilan sebelumnya, merupakan suatu anugerah yang sangat disyukuri oleh saya, suami, dan seluruh keluarga besar. Kami bergembira karenanya.

Diusia kehamilan 7 bulan, sepulang dari Palembang mengunjungi orangtua, saat hendak tidur malam, saya meraba payudara saya. Sebagaimana pemeriksaan pribadi SADARI, saya meraba dengan tangan, kali ini sambil tiduran. Saya menemukan benjolan, saya terkejut. Jantung berdegup kencang. Saya raba ulang, dan saya tetap temukan benjolan itu lagi. Saya mencoba tenang dan tidur.

Bisakah saya tidur tenang? Tentu tidak! Bayangan mengerikan terpampang dalam otak saya. Saya tidak tahan lagi. Saya bangunkan suami saya sambil menangis. Suami saya pun meraba dan menemukan benjolan tersebut. Kami berusaha tenang, dan tidur kembali.

Selama dua minggu saya menyimpan perkara ini dalam hati saya. Saya berusaha berkativitas, namun pikiran mengenai benjolan sesekali masih muncul. Saya browsing dan curhat ke kenalan, hingga akhirnya saya putuskan untuk mantap menemui dokter bedah, sesuai saran dan surat rekomendasi dari dokter kandungan saya.

Hasil pemeriksaan pertama, dengan USD Payudara, di dokter pertama, menyatakan ada beberapa benjolan pada kedua payudara. Saya harus dioperasi enam minggu setelah melahirkan, dengan catataan saya tidak boleh memberikan ASI SAMA SEKALI kepada bayi saya. Air mata tak terbendung, saya berusaha menawar.

"Tiga hari saja, Dok, untuk ngasih kolostrum boleh dok?" Saya bertanya sambil berlinang air mata.

"Tidak bisa bu. Nanti saya sampaikan ke dokter kandungan perihal ini"

Rasanya saya tidak kuat, suami berusaha tenang. Kami urus pembayaran, mengambil copy USG, dan menuju parkiran. Di mobil, kami berdua menangis sesengukan. Tidak ada orang lain, hanya dua pribadi yang bersedih, menangis bersama. Kami berdoa. Apalagi yang kami punya selain doa?

Hari demi hari, saya menangis terus. Di kantor, dirumah, dimana saja. Baik menangis perlahan, maupun menangis berurai air mata tanpa peduli sedang dimana.

Keputusan berikutnya, kami mencoba mencari second opinion dan third opinion. Puji Tuhan, kedua dokter ini menyatakan, benjolan tidak ganas. Dokter kedua mengatakan, saya tetap boleh menyusui bayi, namun tetap harus dioperasi setelah enam minggu kehamilan, lalu dapat menyusui kembali setelah operasi. Mungkin seminggu saya akan stop menyusui karena proses operasi ini.

Dokter ketiga mengatakan, benjolan tidak ganas. FAM Payudara. Saya bisa menunda operasi, bisa dioperasi saat saya siap, dan operasi tidak urgent. Catatan, setelah dua bulan kelahiran, saya harus di periksa ulang, USG ulang.

Kebahagiaan dan kelegaan meliputi saya, suami, dan keluarga besar.  Jujur, tidak lega dalam arti lega tanpa beban lagi. Saya masih khawatir karena belum dioperasi, belum tahu secara pasti hasil pemeriksaan benjolannya. Namun saya berusaha positif, memulai gaya hidup sehat, dan menaruh pengharapan. Saya dan suami, berdoa.

Di usia kehamilan, dengan begitu khawatir, takut, cemas, sedih, saya ambil pilihan untuk berani, berdoa dan berpengharapan. Saya mulai food combining, yang menurut orang, merupakan gaya hidup sehat, karena bayak makan makanan alami tanpa olahan (pagi sampai siang hari hanya boleh makan buah segar). Saya coba hindari konsumsi daging. Saya tanamkan tekad untuk secepatnya menabung ASIP, segera setelah melahirkan untuk bekal saat saya operasi.

Sampai tibalah saat membahagiakan itu, kelahiran bayi perempuan cantik, melalui proses melahirkan normal dengan induksi. Setelah melewati masa kesakitan dan berteriak sekencang-kencangnya, bayi perempuan kecil itu lahir dengan berat 3.500 gram.

Kami memberinya nama Anessa Gaby Adrienne Nadja Situmorang. Anak Johanes dan Melsa, yang pemberani dan berpengharapan dalam doa. Nama yang melukiskan proses kehamilan yang berani dan penuh harapan. Nama yang juga merupakan doa, agar anak kami ini pun menjadi anak yang berani dan berpengharapan kepada Tuhan.

Puji Tuhan, saat saya menulis ini, ia berusia empat bulan lebih, dan masih full minum ASI. Stok simpanan ASIP pun mengisi penuh freezer ASIP, dan freezer kulkas. Kuasa Tuhan melingkupi saya, dan untuk kesekian kalinya menegaskan bahwa, Dia yang take control, in charge, dan mengatur kehidupan saya.

Beberapa bulan mendatang, saya akan kembali melakukan USG payudara. Saya berharap semua hasilnya baik. Untuk wanita di luar sana, marilah rajin melakukan SADARI, jika menemukan benjolan, hadapi dengan keberanian dan tenang, serta lakukan pemeriksaan ke beberapa dokter. 

Wednesday, July 29, 2015

Sumatera Utara Juni 2015


Kali ini saya akan me-review liburan saya ke Sumatera Utara di bulan Juni 2015, selama kurang lebih empat hari. Sumatera Utara merupakan tanah kelahiran Bapak saya (tepatnya di Tano Jawa), dan opung2 saya terdahulu.

Waktu saya masih kecil dan opung dari Bapak masih hidup, saya bisa setahun sekali berkunjung ke Sumater Utara. Entah itu libur Natal ataupun libur sekolah. Terakhir kali saya kesana adalah saat saya bulan madu sama suami, di bulan September 2011.

Sumatera Utara ini, daerahnya cantik dan berkesan. Itulah kenapa saya dan suami memilih daerah ini sebagai tujuan bulan madu, dan tujuan liburan kami bulan kemarin. Untuk waktu-waktu kedepan, daerah ini juga tetap ada di daftar tujuan liburan keluarga kami.

Berikut rincian perjalanan kami:
1. Hari pertama, saya yang sedang hamil enam bulan, suami, dan anak pertama (2 tahun lebih) kami berangkat dari Jakarta (Halim) Ke Medan (Kualanamu) dengan pesawat jam 5.30 pagi. Sengaja kami pilih pesawat pagi supaya kami punya banyak waktu dan tidak tergesa-gesa membagi waktu disana (Ya namanya juga bawa ibu hamil dan anak kecil, jadi harus ekstra perhitungan soal waktu). Sampai di Medan, kami sarapan dulu dibandara lalu lanjut ke Tebing, tempat uda (paman) suami saya tinggal. Sampai Tebing, kami mengunjungi makam opung suami saya, dengan sedikit bumbu petualangan, yaitu melewati jembatan gantung yang tidak ada pengaman di sisi kiri-kanan. Jika angin bertiup dan mengoyang jembatan, maka ada rasa tegang yang dirasakan. Untungnya anak saya anteng saja digendong Bapaknya, mungkin dia punya jiwa petualangan seperti mamanya, hehehe.. Di Tebing ini lagi ada pembangunan jalan, jadi macet sekali. Kami meninggalkan Tebing jam 15.00 menuju Parapat.

Parapat, daerah yang cantik, dimana Danau Toba yang termasyur itu berada. Mendekati Danau Toba, banyak pohon dan monyet dikiri dan kanan jalan. Belum lagi yang paling indah, pemandangan Danau Toba itu sendiri di pinggir jalan. Sungguh ciptaan Tuhan yang begitu besar. Selalu senang dan excited kalau ke sini. Jantung saya rasanya berdebar ingin seger mencelupkan kaki ke air danau...

Kami sampai di Parapat jam 17.45 sore dan langsung check in ke Hotel Atsari, yang kami pilih berdasarkan review yang baik dan jarak yang dekat ke Danau Toba (tinggal jalan kaki). Hotel ini bersih dan baru dibandingkan dengan hotel-hotel lain di wilayah parapat. Kamarnya luas, sarapan pagi cukup menarik, dan staff nya yang sangat cekatan dan ramah. Sesuai untuk harga hotelnya.

Oya ini foto kamar hotel, fasilitas kamar mandi, dan fasilitas kolam renangnya ya..

Gambar 1. Kamar Hotel

















Gambar 2 Kamar Mandi






















Berhubung kami sampainya sudah menjelang malam di Parapat, kami memutuskan untuk berenang di hotel saja, tidak ke Danau. Kolam di Hotel ini lebih cocok untuk anak-anak ya karena tidak dalam. Kolam renangnya bersih dan menyenangkan. Anak saya betah berenang kurang lebih 40 menit (itu juga sudah dipaksa untuk berhenti) walaupun sudah melalui perjalanan panjang seharian.

Gambar 3 Kolam Renang Hotel (Gambar ini diambil sore hari sekitar jam 6 sore. Kalo di Jakarta sudah gelap, tapi disini masih benderang)


Ket: Disamping Kolam Renang itu ada Solubolon Cafe, dengan makanan dan minuman harga terjangkau...













2. Hari kedua, suami, saya, anak saya, dan adik saya, berenang pagi hari di Danau Toba. Udaranya dingin sekali. Anak saya yang mencoba keluar air, pun kembali masuk ke air dan berenang lagi untuk meredam dinginnya udara pagi itu. Pemandangan yang indah, dan suasana kekeluargaan yang gembira. Sungguh suatu liburan yang asyik sekali.

Siang hari, suami, anak, dan adik saya berkunjung ke rumah saudara di ... untuk melakukan ziarah ke makam opung suami (kali ini opung dari pihak mama suami). Saya tidak ikut perjalanan ini, dikarenakan jalan yang buruk dan panjang, dan kondisi saya yang sedang hamil. Saya memilih untuk tiduran dan nonton Fox di Hotel sampai sore hari jam 5. Sesampainya para kesayangan di hotel (minus adik saya yang langsung pulang ke Tano Jawa untuk persiapan hajatan besoknya), saya kembali jadi mama gembel yang mesti nyuapin anak, nemenin anak berenang (lagi), memandikan anak, dan nyuapin anak (lagi). Malam harinya kami iseng ngemil ke belakan hotel, ke samping kolam renang. Suasananya enak, ramai, tapi tidak rusuh. Kami hanya memesan roti bakar, ayam bakar, dan cappucino. Ini namanya family dating kali ya hahahaa..


3. Hari ketiga, diawali dengan sarapan dan berenang (lagi). Anak saya ngotot berenang pagi dan sore, alias dua kali sehari selama di sini. Yasudahlah, kata-kata sakti berulang kali muncul saat nyuapin anak "Ayo Bang, makan yang cepat, supaya kita bisa berenang habis makan". Ampuh... Dia makan dengan cepat. Mama senang.

Siang harinya, kami mesti checkout untuk memulai perjalanan ke Tano Jawa (kurang lebih Parapat-Tano Jawa 1 jam lebih sedikit), untuk menghadiri acara ucapan syukur adik saya yang telah selesai menjalani masa calon pendeta, dan menjadi pendeta. Acara dilangsungkan di rumah almarhum Opung saya. Sebentar saja, tidak lama. Ditengah perjalanan kami sempatkan ziarah ke makam opung saya Sore hari sekitar jam 5.20 sore, kami melanjutkan perjalanan kami sampai ke Medan sekitar jam 10.30 malam. Di Medan ini, kami menginap di Hotel Aryaduta. Hotelnya bersih, namun untuk sarapan dan staffnya menurut saya standar.  Kolam renangnya bersih dan bagus, yang dibuktikan dengan betahnya anak saya berenang disana keesokan paginya (bernang teyus, kata si abang heheheee).

Gambar Kolam Renang Aryaduta Medan




















Di Medan ini, hari keempat di Sumatera Utara, kami mencari oleh-oleh, yang sayangnya tidak begitu puas, karena tempat oleh-oleh yang kami tuju (Nelayan Pancake), belum buka dikarenakan selama bulan puasa baru buka sore hari. Hiks... Akhirnya kami hanya membeli oleh-oleh Bolu Meranti dan Teri Medan saja. Lalu kami langsung menuju bandara untuk pulang kembali ke Jakarta. Pesawat yang kami tumpangi berangkat sekitar pukul 19.20. Sesampainya kami di rumah jam 22.00, kami hanya sempat membuka oleh-oleh, memasukkannya ke kulkas selagi saya mengganti baju tidur anak saya dan mencuci muka untuk istirahat malam.

Demikian cerita liburan saya yang sangattt menyenangkan. Sampai bertemu di cerita liburan berikutnya ya...


Thursday, October 30, 2014

Cara Membuka Kunci/Blokir Token Mandiri

Hai semuaa..

Minggu lalu, token Mandiri saya dimainin sm anak saya sampe berkali-kali salah password. Nahh akibatnya itu token terkunci/terblokir.

Saya kemudian menelepon call center Bank Mandiri di no telepon 14000 untuk meminta buka kunci/blokir token tersebut. Si mbak yang mengangkat telepon menanyakan data saya untuk memastikan bahwa saya adalah orang bersangkutan yang melaporkan dan bertanya seputar pembukaan kunci/blokir token. Setelah panjang lebar mencocokkan data dan disuruh menunggu sebentar untuk mengecek status internet banking saya, si Mbak yang baik hati mengatakan "Bu, internet banking-nya dalam keadaan aktif dan Ibu disarankan untuk ke Bank Mandiri terdekat untuk membuka kunci/blokir."

Yahhh si mbak.. Kan aku maunya dibukain kunci/blokirnya, bukan buat dicek masih aktif atau nggak internet banking-nya... Nyesel deh udah ngomong sana sini tapi masih disuruh ke Bank juga.

Emang dasarnya males keluar dikarenakan dedikasi saya yang tinggi dan memang banyak sekali perkerjaan kantor yang harus diselesaikan, maka saya browsing di internet bagaimana cara buka kunci/blokir token tanpa ke Bank (ngeyel, ya?)

Asiiikk,, gak sampe lima menit, saya nemu caranya, yaitu dengan mengirim email ke customer.care@bankmandiri.co.id mengenai permohonan buka kunci/blokir token. Selang beberapa jam, ada balasan yang meminta data diri dan berkas scan berupa, scan KTP, scan Buku Tabungan, scan Kartu Debit, dan scan surat pernyataan permohonana buka blokir yang ditandatangani. Setelah saya mengirimkan data diri dan berkas yang diminta, saya menerima balasan yang meminta no lock yang ada di token. Gak butuh waktu lama, saya kirimkan nomor dimaksud, dan Bank Mandiri kemudian memberikan langkah-langkah pembukaan token kepada saya.

Dengan seksama saya ikuti langkah-langkahnya, dan sekarang token saya sudah berhasil dibuka. Horeeeee,, bisa belanja online lagi dehhhhhhhhh!!!!

Tuesday, January 15, 2013

ASI-ku


I'm a woman, try my best to give the best I can give for my kids, BREASTMILK...

Sejak dini, saya bertekad untuk memberikan ASI kepada anak saya, terutama ASI ekslusif selama enam bulan.

Well, waktu saya belum menikah, alias masih gadis, alias masih perawan, alias belum ada pengalaman mengenai hamil, melahirkan, dan membesarkan anak, saya udah sedikit-sedikit ter-informasi mengenai pemberian ASI. Minimal, sebagai manusia, makhluk mamamlia, kita semua tahu bahwa naturalnya ibu memberikan air susunya kepada anaknya.

Selanjutnya, ketika beranjak dewasa, belum menikah, namun sudah bekerja, saya melihat pemandangan teman sekerja saya yang memompa ASI untuk bayinya.

Lebih jauh lagi, ketika saya memiliki anak, saya memperoleh pengetahuan yang sangat berharga, bahwa ASI, Air Susu Ibu, yang berarti air susu saya sendiri, yang diproduksi oleh tubuh saya sendiri, merupakan sumber makanan minuman terbaik untuk saya. Saya mendapat pengetahuan bahwa, susu kaleng semahal apapun nutrisinya takkan mampu menyamai ASI saya dan ASI seluruh ibu di dunia ini.

Kembali ke kalimat saya yang sebelumnya, kita, manusia, memiliki siklus kehidupan natural dimana, ada saatnya ibu menyusui anaknya. Terus kalau itu natural, so pasti akan sangat "biasa" dong yahh?? Gak pake airmata, keringat, daya dan upaya, tekad kuat, dan perjuangan ya gak siihh??

Yupp.. Begitulah yang ada di pikiran saya diawal saya memiliki bayi.Bagaimana kenyataannya?

Kenyataanya proses menyusui memang membutuhkan perjuangan yang besar. Is it really true?

Iya. Disini saya mau sharing pengalaman menyusui saya.

Pagi yang indah itu merupakan peristiwa yang sangat manis, saat saya berhasil melahirkan anak pertama saya, dengan cara normal. Tak kalah indah saat dia perlahan dibaringkan di perut-payudara daya. Saya sentuh kulitnya... Mengharukan...
Selanjutnya,, beberapa jam kemudian, bayi saya yang sudah dibersihkan dan dipakaikan baju, diantarkan kepada saya. Waktunya menyusui... Tapi saya tidak langsung bisa melakukannya. Susah banget buat nyusuin. Tangan saya belum dapet posisi yg pas dan nyaman. Bayi pun jadi agak rewel dan sesi menyusui pun segera berakhir.

Kesokan harinya pun kejadian yang sama berulang. Saya belum bisa menyusui bayi saya dengan lancar. Tapi saya gak begitu khawatir karena kan, katanya bayi baru lahir bisa gak minum sampai 3 hari. Jadi saya pun gak begitu khawatir. Namun saya berinisiatif untuk memompa ASI saya dengan meminjam pompa dari pihak RS. DONE! 25 ml cairan bening yang disebut kolostrum terpompa dalam botol dan saya berikan ke suster untuk kemudian diberikan ke anak saya tersayang.

Hari ketiga, saya diperbolehkan meninggalkan RS. Sejak saat ini sampai tiga minggu kemudian saya kesulitan menyusui langsung bayi saya. Dalam tiga minggu, saya kira hanya lima kali dia menyusui saya langsung, sisanya dia minum ASI perah lewat dot. Akhirnya, bayi saya positif mengalami bingung puting. Dia menangis dan menolak menyusu langsung dari saya.

Bagaimanakah perasaan seorang ibu, yang dengan hati yang begitu penuh kasih mencoba menyusui bayinya, namun sang bayi menolak mentah-mentah sambil menangis kencang? Menangis sekuatnya sampai wajahnya merah? Ekspresi marah dan penolakan dari sang bayi yang begitu kentara, terasa sangat menyakitkan. Hati saya hancur. Air mata saya deras berlinang. Kesedihan itu rasanya begitu kejam menyiksa saya. Dan saya pun dengan penuh keikhlasan kembali memompa asi saya, menaruhnya dalam botol, dan memberikannya lewat dot kepada bayi saya.

Rasa iri mengetahui teman-teman saya bisa dengan bebas menyusui bayinya sambil mendekap, mengusap, dan mengajak bicara bayinya, begitu memenuhi benak saya. Belum lagi keletihan fisik karena harus mengejar stok ASI perah dengan memompa tak kenal waktu, tak kenal lelah, pada pagi, siang, sore, malam, subuh, seakan tak berhenti. Ditambah rasa sakit jahitan persalinan yang benar-benar terasa.. Komplit.. Tapi, puji Tuhan, sedetik pun tak pernah tersirat untuk memberikan setetes pun susu formula kepada bayi saya. Setiap hari, di dalam kamar yang tak seberapa luas, saya pompa asi, saya cuci-steril alat perah dan dot bolak-balik, saya nina bobo bayi saya dengan sayang, sambil diiringi tangisan tiada henti selalu hadir dalam hari-hari saya,  entah itu tangisan bayi ataupun tangisan saya sendiri dalam kesesakan dan kesusahan yang saya alami.
Tidak ada teman, karena saya cuti dan suami bekerja, serta orang tua berada jauh di Palembang. Hanya doa, hanya jeritan hati yang terdengar ditengah kamar itu karena rasa letih, rasa sedih, dan rasa sakit yang melanda sekaligus dan seperti tak kenal waktu.

Akhirnya saya pergi ke klinik laktasi untuk mengatasi bingung puting bayi saya. Saya benar-benar merasa tidak kuat untuk terus memompa dan mengurusi cuci steril perlengkapan menyusui terus-menerus yagn hampir tanpa istirahat. Konselor mengajari saya untuk membiasakan menyusui langsung walaupun sang bayi menolak, katanya kalau sang bayi masi menolak, berikan lewat sendok bukan dot! Sehingga sang bayi lupa bagaimana menghisap dot dan akhirnya mau menghisap puting saya, alias menyusui langsung. Saya turuti nasihat konselor, dan tak perlu saya cerita panjang lebar, akhirnya saya bisa menyusui langsung.

Sebagaimana ibu lain, yang merasakan sakitnya didigit saat menyusi sampai lecet, saya juga merasakannya. Jatuh dari motor dan kemudian lutut lecet terasa perih? Belum ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit saat puting digigit.  Karena saraf sensitif pada puting jauh lebih banyak dari dengkul :) Namun tak mengapa karena saya sudah bisa menyusui langsung. Rasa capek mulai berkurang karena saya gak perlu repot-repot kejar stok asi perah dan cuci-steril perlengkapan. :) Belum lagi saya bisa puas mendekap, membelai, dan mengajak bicara sambil bernyayi untuk anak kesayangan saya sambil memberikan ASI segar.. SEMPURNA !!!

Ending yang indah sampai disana? TIDAK!

Gak lama kemudian, anak saya terkena kolik. Setiap malam, tanpa alasan dia menangis sangat kencang, berteriak-teriak tanpa arah ambil menendang-nendang sampai pusernya sedikit keluar, perut menjadi kencang, dan tubuh-wajah menjadi merah. Bukan untuk lima atau sepuluh menit, namun bisa sampai satu setengah sampai dua setengah jam. Orang-orang ada yang mengatakan kalau bayi saya "diganggu". Dokter mengatakan kalau anak saya menderita kolik, yang memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan, bukan "diganggu". Dokter menyarankan untuk bersabar karena ada saatnya (biasanya pada usia tiga bulan), kolik akan berhenti dengan sendirinya.

Apalagi ini? Belum cukupkah yang saya rasakan sebelumnya?

Dalam doa setiap hari saya berkata kira-kira demikian: " Tuhan, saya tidak tahu apa yang dirasakan oleh bayi saya. Namaun Engkau tahu, dan Engkau bisa memberikan ketenangan kepada-Nya. Berkati dia dan berikan ketenangan dan sukacita kepadanya. Hentikan tangisnya. Amin"

Ohya, di waktu-waktu kemudiannya tangisan "menular" ke siang hari.. Beberapa kali, akhirnya saya menyerah dan menelepon suami saya untuk pulang menemani saya karena saya merasa sudah tidak kuat lagi :'(

Berdoa, berserah, menangis... Tanpa mama yang mendampingi.. Hanya beberapa kali mama datang ke Jakarta karena saya merasa tidak kuat sendiri. Namun karena mama masih bekerja dan harus mengurus keluarga saya yang masih di Palembang, saya sebisa mungkin menahan rasa itu sendiri. Sekuat tenaga saya berjuang sendiri...

Dalam masa-masa sulit seperti ini, saya kembali dilanda keletihan yang luar biasa karena setiap malam harus mengendong dan mencoba menenangkan tangis anak saya, setiap malam, dalam waktu yang tidak sebentar. Dan, seperti kasus sebelumnya, saya masih merasakan rasa sakit jahitan persalinan... Dan diwaktu seperti ini, kembali komitmen saya untuk memberi ASI ekslusif enam bulan kepada bayi saya terkasih, diuji. Dari kiri-kanan, muncul komentar-komentar pedas dan menyakitkan. "ASI nya sedikit tuh karena ibunya kecil." Atu komen lain: "Kuah tetek nya kurang itu makanya nangis terus bayinya." Ada juga beberapa yg bilang "ASI kamu gak cukup tuh. Coba kasih susu formula dan buah supaya anak kenyang dan bisa beristirahat terus mamanya bisa tidur juga (seperti anak-anak mereka yang langsung anteng ketika diberikan sufor ataupun makanan tambahan.. Menyakitkan sekaligus sangat menggiurkan juga kan tawarannya ?? )"

Mewek lagi. Sakit hati lagi. Nangis bombay lagi. Namun kali ini, saya agak goyah dengan tawaran yg kataya bisa bikin anak anteng sehingga ibu dan bayi bisa istirahat... Namun saya kokohkan kembali tekad saya. Saya tanamkan hal-hal berikut kepada diri saya:
1. Sufor gak bisa menandingi kehebatan dan manfaat ASI saya.
2. Selama bayi saya dikatakan sehat dengan tumbuh kembang yang baik oleh dokter, maka TIDAK BENAR kalau mereka bilang ASI saya kurang, tidak cukup, dll.
3. Tawaran yang menggiurkan agar anteng dan saya bisa istirahat, NO !! Saya pikir, ada waktunya dimana saya bisa istirahat, yaitu saat kewajiban ASI eklusif sudah selesai. Saya tidak boleh egois!!
4. Saya berpedoman "tutup kuping ke orang lain dan hanya buka kuping kepada bayi saya !"
5. Terimakasih kepada mama saya, yang selalu memberikan kekuatan walaupun berada diluar jauh diluar kota.
Saat saya bercerita kepada mama saya kalau saya merasakan kecapekan luar biasa dan sedih mengingat anak saya yang terus-terusan rewel dan menangis kencang, padahal bayi teman-teman saya semua anteng, beliau dengan begitu bijaksana mengatakan "Gak boleh bilang capek. Lagian biarkan anak mereka anteng.. Itukan anak mereka bukan anak kamu. Jangan bandingkan anakmu dengan anak-anak lainnya."
6. Terimakasih kepada teman-teman dan kerabat yang sharing betapa mereka juga berjuang dalam memberikan ASI kepada anak mereka. Ada yg bilang tetap berjuang ASI walaupun sedang proses cerai, tetap berjuang ASI, walaupun dikatain ASI-nya gak enak karena anaknya muntah sehabis nenen, ada yg dicemooh pas mompa ASI dikantor, dll.
7. Last but not least, berdoa. Apalagi kekuatan kita kalau bukan dari Tuhan :)

Puji Tuhan banget, datanglah saat yang dinantikan itu. Bayi saya sembuh koliknya. Dia bisa tenang dan anteng dan tetap mendapatkan ASI sebagai haknya.

Buat para ibu, dan calon ibu, juga pihak-pihak yang berperan dalam pemberian ASI ekslusif (suami, nenek/kakek, dan lainnya), mari bersama saling memberikan dukungan pemberian ASI eklusif demi anak/cucu/generasi kita yang sehat! Jangan malah bikin ibu down yahhhh. Lebih baik lagi kalau ikutan berjuang dalam pemberian ASI ekslusif, karena memang itu merupakan hal yang butuh perjuangan bukan hal yang sepele dan mudah :)



Friday, November 2, 2012

Kelahiran Anak Pertama

Hollaa semuanyaaa :D :D

Kalau sebelumnya saya menulis mengenai kehamilan saya yang pertama. Kali ini saya menulis mengenai kelahiran anak pertama saya, Jeremy.

Saya mengajukan cuti bersalin tiga bulan periode 23 Juli 2012 - 23 Oktober 2012 dan disetujui atasan saya. Seneng banget deh begitu tau cutinya di approve. Terbayang indahnya tiga bulan cuti dimana saya tidak bekerja sementara waktu dan saya bisa sepuasnya bermain bersama bayi saya yang akan segera lahir.

Bagaimana faktanya?

Weekend tanggal 21 dan 22 Juli saya pergi nge-date sama suami saya. Pagi hari saya dan suami jalan-jalan ke pasar belakang rumah buat olahraga ringan yang katanya bisa memperlancar proses persalinan kelak. Sore harinya seperti biasa, dari jaman pacaran, kami ke mall. Saya ingat waktu itu pilihan kami pergi ke Mall Plaza Senayan. Mall yang nyaman dan menyenangkan terutama buat seorang yang hamil tua seperti saya.

Kami memilih film Batman. Sebelum filmnya diputar, saya dan suami mengelilingi mall. Mulai dari makan ice cream, cuci mata di Metr* dan Sog*, dll. Nahhh disini nihh saya merasakan kram yang hilang timbul di bagian pantat sampai paha saya. Rasanya bikin merinding dan setiap kali merasakannya saya pun terpakasa beristirah sebentar. Gak lama kemudian pas mulai jalan lagi,, ehh kramnya muncul lagi.. Belakangan saya baru tahu kalau itu namanya kontraksi palsu. Which is, kalau udah hamil tua kaya saya waktu itu, akan terasa banget dan makin sering....


Keesokan harinya, hari Senin, saya merasakan sakit yang sama makin sering sepanjang pagi. Saya pun mengalami flek yang lumayan banyak. Yang namanya anak pertama, yang belum pernah merasakan namanya hamil dan melahirkan sebelumnya, saya panik. Saya kira itu sudah saatnya untuk melahirkan. Lalu saya mengajak suami saya untuk cek ke Rumah Sakit tempat biasa kami kontrol kandungan, RSB Duren Tiga. 

Dengan rasa cemas dan takut, saya diperiksa dokter kandungan saya, Dokter Fachurdin yang baik hati, sabar, dan telaten. Dia bilang ada bukaan tapi masih kecil sekali. Dan saya pun disuruh pulang lagi. Saya disuruh datang kalau rasa sakitnya berasa teratur setiap 15  menit sekali.


Hari Selasa, saya masih saja mengalami flek lendir darah yang banyak. Malam harinya sekitar jam 11 malam, saya dan suami menghitung kontraksi yang memasuki masa 15 menit sekali. Jam 1 pagi hari Rabu, kami sampai Rumah sakit dan menginap disana.

Saya ingat rasa sakit dan takutnya waktu saya dicek pembukaannya. Rasa takut yang berlebihan membuat saya tegang dan makin memicu otot saya makin tidak fleksibel. Bidan pun berkali-kali menyuruh saya untuk tenang supaya proses mengukur bukaan semakin mudah dan tidak sakit. Tapi saya, tetep aja, karena takut, makin tegang, dan konsentrasi sama rasa sakitnya, jadinya makin sakit. BANDEEEELLLL !!
Jadi, new moms to be, pesan saya, jangan takut berlebihan yahh.. Usahakan rileks supaya bisa mengurangi rasa sakit dan menyimpan tenaga :)

Gak bisa tidur semalaman selama proses pembukaan!! Tapi bukaan ga nambah-nambah.. Menahan sakit yang tidak sebentar.. Sedihhh banget rasanya. Tapi untungnya saya udah mengikuti senam hamil beberapa kali sebelumnya. Disana dibilangin untuk mengusahakan diri tetap rileks, simpan tenaga, dan alihkan pikiran ke hal positif untuk mengurangi rasa sakit. Saya memikirkan nikmatnya nanti anak saya lahir, betapa bahagianya saat itu. Dan benar saya bisa melalui masa-masa itu dengan gak pake teriak-teriak. Nangis, so pasti. Kan sakit. Mana sakitnya lama pula. Tapi inget yah moms to be,, kalau mama-mama lain bisa melewati rasa ini, kita juga pasti bisa kan? Lagian ini proses yang begitu luar biasa untuk mendapatkan suatu hal yang luar biasa...

Tibalah saat itu, bukaan SEPULUH!!! Mulai mengejan. Pertama kali ngejan saya teriak. Saya lupa,, harusnya gak boleh teriak karena ntar tenaganya terbuang lewat mulut! Kedua kali ngejan salah lagi. Siku saya menahan di tempat tidur. Alhasil ngejan jadi sia-sia karena tenaga habis di siku. 

Ketiga kali ngejan dan beberapa kali ngejan berikutnya, barulah saya bisa bener ngejannya. SAya konsentrasi dan gak mau panik. Tenang. Dengerin instruksi dokter dan bidan untuk tenang dan fokus mengejan saat mules datang. 

"Rambutnya udah kelihatan" Begitu kata dokter Fach.... 
Secercah harapan tiba.. Saya makin semangat mengejan. Namun belum berhasil.

Suami, Ibu, dan mertua, semua pun memberi semangat. 

"Tenang... Dia sudah berusaha yang terbaik" begitu sambung dokter Fach . Dalam keadaan yang begitu genting seperti itu pun, saya masih bisa mendengar kata-kata bijaksana beliau yang begitu menenangkan. Kata-kata yang sederhana namun begitu mengena. 

 Kamis pagi, 26 Juli 2012, terdengarlah tangisan yang begitu indah, yang rasa-rasanya jauh lebih merdu dari semua bebunyian lainnya yang pernah saya dengar. Jauh lebih indah dari semua melodi yang pernah tercipta.

Anak laki-laki pertama saya, yang saya bawa kesana-kesini selama sembilan bulan lebih, baik ke kantor, ke toilet, tidur, pup, dll, kini telah lahir. Saya menangis saat dia mendengar tangisannya dan makin tersedu begitu ia diletakkan di perut saya, saya sentuh kulit punggung, pantat, dan pahanya.


I am now a mom. An exciting new journey starts now... I love u, my son..

Thursday, October 25, 2012

Kehamilan Pertama

Hallo women !!

Kali ini saya mau berbagi kebahagian buat semua pembaca, khususnya bagi para wanita. Kebahagiaan yang mau saya bagikan adalah bahwa sekarang saya mengalami kehamilan dan kelahiran anak pertama.

Sebagai pasangan baru, saya dan suami tidak menunda untuk memiliki anak. Bahkan kami sangat bersemangat untuk memiliki buah hati. Kebetulan saya memang suka sekali sama anak-anak. Begitu saya menikah, saya merasa bahwa inilah saatnya! Inilah saat yang tepat untuk menjadi ibu dan memiliki anak.

Sebulan setelah saya menikah, saya mendapatkan menstruasi saya. Walaupun masih baru sebulan menikah, saya sedikit kecewa mendapati diri saya menstruasi. Belum saatnya bagi saya untuk hamil berarti. Tapi ga papa. Saya berpikir positif, Tuhan punya waktu, Tuhan punya rencana. It's not a big deal !

Dua minggu setelah mens saya yang terahir, saya menemukan bercak darah/flek pada pakaian dalam saya saat saya akan pipis. Jantung saya berdebar. Takut ini kenapa-kenapa. Dan dalam hati, muncul pertanyaan di hati kecil saya, yaitu apakah saya hamil? Karena setahu saya, salah satu ciri kehamilan awal adalah adanya flek. Tapi saya menyimpan semuanya sendiri, bahkan dari suami saya. Seminggu kemudian barulah saya ceritakan kepada suami saya kalau saya mengalami flek, yang berarti ada kemungkinan hamil.

Benar saja. saat menguji kehamilan menggunakan testpack dua minggu kemudian, muncul 2 garis merah di tespack saya. Saya bangunkan suami utk memberitahukan hal ini. Kebahagiaan jelas terpancar di wajah kami berdua. Malamnya kami ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan ini. Dokter pun menyakinkan kami akan kabar bahagia ini: "Ya benar, Ibu hamil. Kehamilan normal, di dalam kandungan..."

Terimakasih Tuhan. Satu lagi keajaiban muncul dalam hidup saya :')

Pesan yang selalu saya bisikkan kepada anak dalam kandungan: "Sehat-sehat terus ya Nak.. Bapa sama mama sayang kamu :* "








Tuesday, July 24, 2012

Our Journey in Love

Malam Natal, 24 Desember 2009
Saya menghabiskan malam Natal bersama sepupu saya, Debora. Setelah kebaktian kami pergi makan-makan ke Tebet. Disana sepupu saya menelepon seseorang yg saya kira temannya. Entah kenapa dia lalu memberikan teleponnya dan menyuruh saya untuk ngobrol sama temannya yg diseberang telepon sana. It's our such a short first conversation. Saat itu tidak ada kesan sama sekali. Mungkin karena secara background-nya kita berdua memang belum saling kenal sama sekali.


Januari 2010
Kami mulai "jalan bareng" dan menjadi teman. Akhir Januari, dia menyatakan perasaannya sama saya, sehari setelah dia berulang tahun yaitu pada tanggal 28 Januari 2010.


Bulan dan tahun pun berganti. Bersama-sama dalam kasih, kami menjalani hubungan yang diisi dengan senang, sedih, keakraban, pertengkaran, saling berbagi, berselisih paham, dan berbagai-bagai  lainnya. Tidak selalu mulus memang. Bahkan wacana untuk mengakhiri hubungan pun beberapa kali muncul. Namun kami tetap bersama dalam hubungan yang indah dan sederhana.


Maret 2011
Pada pertengahan bulan Maret, saya mengambil keputusan untuk resign dari kantor kedua saya karena saya mendapat perkerjaan di tempat lain. Setelah resign saya mengambil keputusan untuk pulang berlibur ke kampung halaman saya di Palembang sambil menunggu dimulainya pekerjaan saya yang baru. Kali ini, saya tidak pulang sendirian. Saya pulang ke Palembang bersama pacar saya dengan maksud memperkenalkan pacar saya kepada seluruh keluarga inti saya.


11 Maret 2011. Malam itu, tepat setelah saya last day di kantor kedua saya, saya main ke rumah pacar saya. Mau ngobrol-ngobrol sama orang tuanya karena besoknya saya dan pacar saya mau ke Palembang.

Sembari mengobrol dengan keluarganya, Ayahnya bertanya kepada kami mengenai apa rencana kami selama di Palembang dan apa maksud dan tujuan kami bersama-sama ke Palembang. Saya diam aja. Saya berpikir kalau sebaiknya pacar saya saja yang seharusnya menjawab pertanyaan ini. Saya ingat, pacar saya malah menjawab dengan candaannya:" Mau nyuci-ngepel, Pak." Setelah menjawab demikian, dia tertawa.

Saat saya hendak berpamitan dan saat saya hanya berdiri berdua saja dengan Ayahanda pacar saya, beliau berkata kepada saya: "Kalian sudah ada rencana menikah? Umur saya sudah tua. Kalian jangan lama-lama lagi menikah.."

Begitu ungkap beliau. Saya tersenyum sopan lalu berpamitan dan masuk ke mobil.

Di mobil, pacar saya tidak sendirian. Ada ibunya yang turut mengantarkan saya ke kosan saya. Kami bertiga mengobrol, lalu ibunya mengatakan hala yang sama seperti yang dikatakan sebelumnya oleh ayahanda pacar saya, yaitu bahwa beliau ingin kami tidak usah terlalu lama untuk menikah."

12 Maret 2011. Kami berdua berangkat ke Palembang dengan pesawat pagi. Dengan dijemput oleh kedua orang tua saya, kami menuju rumah keluarga saya. Perkenalan dan percakapan antara saya, pacar saya, dan keluarga saya berjalan baik-baik saja.

13 Maret 2011. Pagi menjelang siang itu adalah saat yang indah bagi saya. Pacar saya menyatakan keinginannya untuk menikah dengan saya kepada kedua orang tua saya didepan saya, kakak, dan adik saya. Saya menatapnya seakan ingin memberikan dukungan padanya. Aura kebahagiaan melingkupi kami semua.


April 2011
Kedua orangtua pacar saya datang ke rumah saya untuk secara resmi melamar saya. Perbincangan yang tidak telalu lama itu memberikan jalan yang semakin terbuka bagi pernikahan kami.

Begitulah lalu terjadi komunikasi antara kedua belah keluarga. Terpilihlah tanggal 03 September 2011 menjadi hari pertunangan dan 24 September 2011 menjadi hari pernikahan kami.

Perasaan bahagia dan gugup menghampiri hampir disetiap hari-hari saya. Memikirkan bahwa dalam waktu mendatang, yang jika Tuhan mengizinkan, saya akan melangsungkan pernikahan. Suatu peristiwa yang sangat penting dalam hidup saya . Memulai kehidupan baru saya dengan keluarga baru yang akan saya bina bersama suami saya kelak.

Teringat akan waktu-waktu sebelumnya, ketika kami menjalani hampir dua tahun bersama dimana saya membawa dia dalam doa saya. Saya berdoa untuk hubungan kami yang lebih baik, saya berdoa agar hubungan kami direstui oleh-Nya, dan saya berdoa agar jika memang Dia berkenan maka saya memohon untuk memberikan menyatukan kami dalam pernikahan.


Mei 2011
Ibu saya datang ke Jakarta untuk menemani saya mencari baju pertunangan dan pernikahan saya. Tak lupa kami juga mencari baju seragam untuk keluarga besar. Seharian penuh kami mencari berdua. Menyenangkan rasanya ketika saya tahu, bahwa ibu saya selalu ada bersama saya dalam mengurusi tetek bengek hajatan saya. Lalu terpilihlah brokat berwarna salem lembut untuk menjadi kebaya pertunangan saya dan brokat berwarna putih untuk menjadi kebaya pernikahan saya.


Agustus 2011
Makin mendekati hari H, baik hari H pertunangan maupun hari H pernikahan. Dalam waktu yang semakin mepet, kegelisahan mulai memuncak. Tak jarang muncul pertengkaran antara saya dan calon suami saya. Tidak ada maksud dari kami berdua untuk bertengkar. Namun dengan begitu banyaknya tekanan menjelang pernikahan dan segala tetek bengek pikiran mengenai hal-hal yang masih harus diselesaikan untuk hari H, maka begitu saja, pertengkaran itu terjadi.

Di bulan Agustus ini, kami menyempatkan diri untuk melakukan sesi foto pranikah (prewedding photos). Satu hari penuh dari pagi sampai malam. Jam 4 pagi saya sudah harus bangun dan bersiap-siap menuju Setia Budi, tempat saya akan dirias oleh teman baik saya sejak SMP, Lidya.


September 2011
"Be Ready for my Great September!!" Kalimat ini menjadi update status saya di BBM.

"September Ceria." Kalau ini, menjadi kalimat update status saya di Facebook.

Rencana-rencana atas hari-hari spesial saya mulai menghiasi pikiran saya.

3 September merupakan hari pertunangan (martumpol) kami berdua.. Mengikat komitmen bertunangan di gereja dan keluarga serta teman-teman menjadi suatu momen yang indah. Memakai kebaya berwarna salem dipadukan dengan songket dan selendang berwarna senada beserta make up sederhana, saya merasakan nikmatnya menjalani pertunangan yang sakral dilanjutkan dengan berbagi kebahagiaan bersama kerabat.


6 September merupakan hari ulang tahun saya yang ke-25. Seperempat abad bukanlah waktu yang singkat untuk menjadi dewasa. Saya sangat bersyukur dengan semua perjalanan hidup saya selama 25 tahun, mulai dari sehat hingga sakit, mulai dari tawa hinggga tangis, mulai dari manisnya hidup sampai pahitnya hidup, dan cinta yang selalu saya rasakan dari orang-orang sekeliling saya, termasuk dari calon pasangan hidup saya. Semuanya sempurna. Tidak ada kesalahan. Tuhan begitu lihai merancangkan perjalanan hidup saya.


24 September merupakan hari H. Kebaya putih dipadukan dengan songket hijau. Here is the bride! Deg-degan? Iya. Sebelum pemberkatan, saya dan pasangan beserta orang tua dan saksi-saksi mesti menandatangani dokumen catatan sipil. Tangan saya seakan tidak bisa menggenggam bolpen saat saya harus menandatangani dokumen tersebut. Dilanjutkan dengan doa dan prosesi memasuki altar. Dibelakang saya dan pasangan ada keluarga besar mengiringi. Is it awesome? Saya seakan ga percaya kalau saya dalam waktu beberapa saat akan menjadi seorang istri dari seorang pria yang saya cintai, dan kami akan mengikat janji setia sampai mati, dan melepas status single kami!

Akhirnya moment sakral pemberkatan nikah selesai sudah. Rasa bahagia meliputi pasangan baru. Senyum yang awalnya begitu susah karena deg-degan yang luar biasa kini selalu nampak di wajah kami.

Dilanjutkan dengan acara adat batak yang berlangsung dari jam 12 siang sampai jam 7 malam lebih. Dalam keadaan menggunakan korset ketat, songket berat, ulos yang tak boleh dilepaskan, saya menjalani acara ada sambil menahan rasa pegal yang berangsur-angsur menjadi rasa sakit. Tapi gak papa. Walaupun acara adat memakan waktu 6 jam lebih, namun saya bahagia melihat satu-persatu keluarga dan kerabat saling memberikan petuah dan ulos sebagai tanda penghargaan bagi kami. Tidak peduli sama pegalnya badan, saya hanya mau melihat ke balik makna yang begitu besar dalam acara adat ini, yaitu seluruh keluarga dan kerabat, mau memberikan restu dan menunjukkan kasihnya kepada kami keluarga yang berbahagia melalui kesetiaan mereka berpesta dan menunggu waktu memberikan ulos sampai malam dengan kami.

Selesailah rangkaian acara pernikahan kami. Inilah kami sepasang suami istri yang berbahagia.
Here we go, Mr. and Mrs. Situmorang!


God bless our marriage!

Tuesday, March 29, 2011

Corat-coret

Sekarang, tgl 29 Maret 2011, saya lagi di Palembang. Kira-kira udah 17 hari saya ada di kota kelahiran saya ini.

Sekarang ini, kerjaan kantor saya lagi ga ada. Seperti saya bilang di tulisan saya sebelumnya, kalau saya udah resign dari kantor yang lama. Ini lagi nunggu SK dari kantor yang baru.

Selama tujuh belas hari ini, rutinitas saya cukup menyenangkan. Bangun pagi (agak siang siyy sebenarnya) rata-rata jam 8 pagi, leyeh-leyeh, sarapan, beres-beres rumah, mandi, baca novel, nonton, dll. Menyenangkan kenapa? Menyenangkan karena saya bisa bebas menentukan kapan saya mau bangun, kapan sarapan, mandi, jalan-jalan, dll. Meyenangkan juga karena saya bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sperti ngepel, mencuci baju, dll dengan maksimal sampai saya puas sama hasilnya..

Tapi walaupun menyenangkan, saya berharap tidak lama-lama lah saya menghadapi rutinitas ini. Saya berharap, pertengahan April, saya udah dapet SK saya, lalu kembali ke Jakarta untuk bekerja, dan kembali menjadi seorang wanita karier yang memiliki kehidupan yang tetap menyenangkan, yaitu bisa melakukan kegiatan yang saya senangi, seperti kehidupan saya selama tujuh belas hari di Palembang ini.

Sekian,
Vista

Friday, March 4, 2011

My Last Closing

Jam 8.50 malam. Saya masi di kantor utk closing. Periode closing bulanan dari tanggal tiga sampai tanggal 8 tiap bulannya. Lembur udah pasti buat tanggal-tanggal segitu.

Bukan hal yang luar biasa kerja sampai pagi karena kerjaan saya yg sebelumnya juga terbiasa dengan lembur.. Tapi di kantor ini beda. Di kantor ini, lemburnya rame... Satu divisi accounting isinya 9 orang! Belum lagi ditambah staf-staf nya pajak yang seru. Makin rame :D

Nahh minggu ini adalah closing terakhir saya. Karena minggu depan, tepatnya tujuh hari lagi, saya akan resign. Harus semangaattt !!! :D

Thursday, February 10, 2011

Bikin surat resign

Sekarang ini, pas jam istirahat ini, saya bikin surat resign. Ini kali kedua.

Yang pertama saya buat saat saya mau mengundurkan diri dari KPMG, suatu tempat yang telah memberikan saya begitu banyak hal yang indah. Saya mendapatkan teman-teman yang sampai saat ini menjadi teman-teman baik saya. Kami masih contact-contac-an, curhat-curhat-an, bikin acara ngumpul-ngumpul (walaupun sering bgt dibatalkan.. hehehehe :D... Ya maklumlah auditor.. I've been there hoohhooho).. Saya mendapatkan kesempatan menaikkan gengsi saya kalau ditanya "kerja dimana?" dan saya menjawab "KPMG".. Heheheheheee.. Oke2.. Bagi yang bukan dari fakultas ekonomi bolehlah kalau nanya balik "Itu kantor apa ya?" -.- Bukan cuma itu! Banyak banget pengalaman yg sangat indah dan berharga yang telah saya dapatkan dari kantor saya itu..

Yang kedua, yaitu saat ini, saya buat surat resign dari PT United Tractors, suatu tempat yang telah memberikan saya begitu banyak hal yang indah. Teman-teman yang baik. Yang saling mendukung satu sama lain. Terutama saat closing dan saat diaudit. Dimana pada masa-masa itu, dari pagi sampai pagi kami bersama. Dari stress dan ketawa-ketawa kami lakoni bareng-bareng..

Dari kedua pengalaman bikin surat resign ini, satu hal yang pasti... Saya bikin kedua surat resign ini sambil terharu.. Memang di kali kedua ini, saya ga sampai meneteskan air mata. Tapi jujur, saya sedih. Saya sedih untuk meninggalkan suatu tempat yang pernah menjadi rumah kedua saya, PT United Trators.

Namun saya telah mengambil keputusan yang bulat. Saya akan melanjutkan karier saya di tempat lain.. Selamat tinggal, PT United Tractors! Terimakasih atas semua kebaikan dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada saya selama ini. Majulah terus!! Aku mendoakanmu selalu..

Wednesday, January 12, 2011

sedihh

Kali ini saya nulis blognya dari kantor. Pas istirahat. Ditemani sama sekotak susu coklat dingin. Sengaja saya pilih yang dingin, karena rasanya memang lebih enak kalau diminum dingin, dan sekalian buat mendinginkan pikiran saya yang lagi panas.

Panas kenapa? Saya ga mau bilang detail. Tapi secara garis besarnya, saya lagi kecewa. Kecewa karena sesuatu yang ada dalam bayangan saya, ternyata belum kesampaian.

Beberapa waktu belakangan, saya benar-benar merasa bahagia sama kehidupan saya. Saya merasa puas dan merasa mendapatkan hampir semua yang saya inginkan. But not today! Saya nangis. Saya sedih. Saya kecewa.

Tapi saya ga mau larut. Saya tetap percaya Tuhan punya rencana. Ia selalu punya rencana yang indah melalui semua tindakannya kepada saya, baik melalui tindakannya yang bikin saya tertawa atau menangis.. Saya percaya. Saya ga tau pasti si, kali ini apa rencana-Nya dengan membuat saya menangis seperti ini. But I know: surely, He is good to me.. All the way.. All the time :)


Tuesday, January 4, 2011

I miss my life before 24

Yes, I miss my life before 24.

I miss my life when I was under 10. When I used to play with my elder sister and my neighbors. It's the age when I think of only my happiness and worry about nothing.

I miss my life when I was 14. It's the age when for the first time, a guy, told me that he had "special feeling" about me. Yeaayy!! It's kinda weird, yes, because it was the first time. I didn't have enough time to consider to accept him as my boyfriend. I was easily answer "no" to him. Not because I didn't like him nor he had ugly face. No! But it just because I don't know what to do. He was my good friend. And he was two years older than me. We use to laugh and play together. So I just feel a bit weird if we start our relation into couple. And the main reason is I DONT KNOW WHAT TO DO!! ITS MY FIRST TIME! IT'S THE FIRST TIME A GUY TELL HIS SPECIAL FEELING ABOUT ME!

Alright, let move on..

I miss my life when I was 21-22. I used to have great times with my besties. I used to go from one mall to other mall with them, I used to meet them and telling stories with them in my "kosan" before we go to college, I used to laugh a lot with them..

Well, now I am 24. I have a very good life. And I'm so thankful for it. But I just miss my life before I was 24...

Wednesday, July 14, 2010

Belajar dari Suasana di Sebuah Poli Bedah Saraf

Selalu ada cara buat bersyukur..

Kemarin lusa, tepatnya hari Senin, setelah saya bolak balik Karawaci-Benhil-Pulogadung-Benhil-Slipi-Karawaci, saya (dengan sisa2 tenaga yg ga seberapa), saya sampai di sebuah rumah sakit swasta di daerah Karawaci untuk nemenin Tante saya yg dari Kalimantan buat konsultasi sama dokter spesialis bedah syaraf.

Jam 5 sore saya mulai "nongkrong" di rumah sakit. Untung saja suasana rumah sakitnya nyaman dan banyak sofa-sofa besar dan empuk di dalamnya. Bisa buat tidur-tiduran lah.. Jam 6 lewatan, saya sama tante makan malam dan setelahnya saya dan tante kembali melanjutkan kegiatan menunggu giliran konsultasi.

Alamaakk,,, lama kali punnnn.. Beberapa jam kemudian saya memutuskan buat jalan-jalan ke lantai bawah.. Ternyata lagi ada live piano performance di lobi. Yup saya memutuskan buat nonton pertunjukan piano itu sambil teleponan untuk menghilangkan rasa jenuh yang mulai berasa. Ga lama, pertunjukan piano selesai dan batere handphone saya low bat. Akhirnya saya memutuskan untuk balik lagi ke lantai 6, poli bedah syaraf, buat nemenin tante nunggu giliran..

Saya duduk santai sambil ngobrol-ngobrol sama pasien-pasien lain. Ga sengaja saya liat seorang anak kecil, taksiran saya kira-kira berumur 2 tahun. Lucu banget. Dia main sama mama dan papanya. Gelagatnya tenang dan ga hiperaktif. Pokonya dia cuma becanda sama mama dan papanya saja. Saya perhatikan lebih jauh, terlihat kalau dia mengidap hydrocephallus. Kepalanya membesar. Saya iba. Saya mikir: "Di usianya yang masih sangat kecil, dia sudah begitu...." Entah kenapa saya ga bisa melepaskan perhatian saya dari anak kecil itu. Saya melihat dia ga terlalu aktif seperti layaknya anak-anak kecil lainnya yang biasanya ga betah menunggu lama. Yang biasanya pasti jalan-jalan, atau mungkin lari-larian, merengek minta pulang, teriak-teriak atau menangis bosan karna kelamaan menunggu. Tapi anak kecil ini beda. Dia sabar menunggu sambil becanda sama mama papanya.. Hati saya makin terenyuh. Lalu tibalah giliran dia untuk masuk ke ruang dokter. Begitu dia selesai, saya lihat untuk pertama kalinya dia menunjukkan sisi anak-anaknya. Dia menangis sangat kencang begitu keluar ruang dokter. Papanya menggendong dia sambil berusaha menenangkannya. Saya nangis.. Di pikiran saya, pastilah dia habis terapi. Jadi mungkin dia kesakitan atau ketakutan...

Saya liat jam.. Jam 10 malam. Terus liat jam lagi, jam 10 lewat 20. Terus liat jam lagi, jam 10 lewat 35, dan begitu seterusnya. Sampai kira-kira jam 11 malam, saya dan tante disuruh pindah tempat duduk karna bentar lagi giliran kami. Di tempat yang baru ini, saya melihat pemandangan lain.

Seorang ibu, dengan wajahnya yang keras dan tanpa senyum. Tidak seperti pasien-pasien lain yang saling bercerita dan bertukar informasi, beliau hanya sibuk mengurusi anaknya, yang menurut saya kira-kira kalau normal, sekitar SMP kelas 1. Tapi anaknya ga seperti anak-anak pada umumnya. Anaknya duduk di kursi roda. Kedua kakinya kecil. Dan fisiknya sepertinya kurang sempurna. Kepalanya naik-turun terus. Ibunya terus mencoba mengajak anaknya ini berkomunikasi sampai-sampai tidak berniat untuk bercerita kepada pasien-pasien lain. Saya melihat bagaimana beliau, dengan begitu sabar dan (menurut saya) berusaha sekuat tenaga untuk terlihat kuat, untuk menemani anaknya (yang menurut saya) ga terlalu memberikan respon besar kepada beliau. Lagi-lagi, saya jadi sedih. Saya sedih melihat keadaan anaknya dan saya juga trenyuh (dan salut) melihat ibunya.. Ibunya sempat melihat saya sebentar. Mungkin saya ke-gap merhatiin mereka. Tapi dia ga ambil peduli. Dia hanya melihat saya sekilas lalu sibuk memperhatikan anaknya lagi, dengan wajahnya yang tegar, keras, sabar, namun penuh kasih... Hanya sekali saya lihat senyum di wajahnya. Sekali saja, saat nama anaknya dipanggil untuk masuk ke ruang dokter. Dia, dengan begitu tangguhnya, dengan begitu penuh kasihnya, menggendong anaknya dari kursi roda. Dia membopong anaknya masuk ruang praktek. FYI, beliau punya tubuh yang kurus, namun terlihat tidak kesusahan menggendong putranya yang kira-kira kelas satu SMP.

Saya melihat bagaimana banyak orang berjuang begitu keras untuk mendapatkan sesuatu. Untuk mendapatkan kesembuhan. Atau untuk mendapatkan suatu keadaan yang lebih baik (walaupun tidak sembuh total). Saya melihat bagaimana mereka begitu berusaha sekuat tenaga bahkan dengan semua keterbatasan mereka.

Saya malu banget.. Saya malu banget yang punya keadaan fisik yang sempurna, terkadang malah males-malesan untuk mau berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu...

Thursday, May 20, 2010

May 2010

Kamis, 20 Mei 2010 jam 4:31 pagi
Kebangun jam 4 pagi.. Ga bisa tidur lagi.. Pikiran mulai melayang kesana-sini. Saya lalu mengambil sikap duduk, melipat tangan, dan menutup mata. Saya mengucapkan beberapa permohonan kepada-Nya.. Maunya siyy lanjut dengan lari pagi mumpung lagi niat, tappiii mikirin kalau nanti jam 10an mau main ke Snowbay,, hmmm.. jadi males.. Ntar disana malah ga have fun krn dah kecapekan.. Besok ajaaa lahhh..

Minggu, 23 Mei 2010 jam 20:39 malam
Kulit muka gue perih dan gatel2.. duhh kayaknya alergi lg niyy.. Pemicunya sepele banget. Gue make sun block muka temen gue krn gue harus berenang dan kebetulan sun block muka gue habis. Gue sadar kalau kulit gue sensitif banget. Tapi gue mikir, "ah cuma sekali ini makenya.." Tapi yg terjadi malah sebaliknya.. Besoknya kuliat muka saya perih.. Besok2nya lagi perih plus gatel. Dan hari ini kulit saya LECET ! Perihhh banget lukanyaaaaaa..

Senin, 24 Mei jam 15:15 sore
Kulit muka udah mendingan.. Hampir seharian gue kompes pake madu...

Kamis, 27 Mei jam 21:24
Lagi muter lagu Leona Lewis yg berjudul Bleeding Love yang sedikit remix. Lumayan lah bikin malem ini ssedikit hidup. Kosan saya lagi sepi banget siyy. Si U lg makan sama pacarnya. Si R belum pulang kerja. Si MJ dan S lg naik gunung. Si D dan UN balik ke rumah masing. Yang tersisa cuma saya, dua tetangga samping kiri saya, dan Aisah..

Hmmm besok mulai long weekend yaaa?? Duhh jadi inget dan kangen masa-masa saya masih kerja. Kalau udah mau long weekend rasanya senaaannnggg banget. Ibaratnya kalau sebagai auditor, long weekend itu udah rasanya udah kayak ngelihat laporan audit yang udah release. Legggaaaa banget.. Hihihiii.. Duhh kapan yaaa kerja lagi????

Jumat, 28 Mei 2010 jam 22:25
Just had a wonderful day.. Yeaayy!! Dimulai dg bangun pagi dengan wajah yang udah normal.. Akhrinyyaaa!!

Hari ini saya nonton film yg bagus "Shrek Forever After".. Filmnya mengajarkan penonton buat mencintai pasangan dg penuh rasa cukup dan bersyukur. Si Ogre, yang punya istri cantik, baik, dan sayang sama dia. Bukan cuma itu, si Ogre malah punya tiga anak yang lucu dan teman-teman yang selalu ada bersama dia. Perfect! Hidupnya sempurna.. Sampai pada suatu saat, dia mulai jenuh dan lupa bersyukur atas kehidupannya yang perfect itu. Dia mulai rindu akan kehidupannya yang dulu: Seorang Ogre yang disegani, punya kehidupan pribadi yang bisa seenaknya (menakuti penduduk, mandi lumpur, dan bermalas-malasan seenaknya, dan lain-lain). Sampai-sampai ketika dia marah, dia lupa daratan dan mengatakan kepada istrinya yang baik begini : "Aku berharap aku bisa memiliki kehidupanku yang dulu. Kehidupanku sebelum bertemu denganmu!" Hmmm disini mulai agak dalem ceritanya. Honestly saya mesti jujur, terkadang saya menjadi sama kayak si Ogre yang satu ini: lupa diri dan tanpa sadar menyakiti pasangan saya. Cerita berlajut sampai akhirnya si Ogre ini membuat perjanjian sama seorang tukang sulap yang licik untuk menukarkan "hidupnya yang perfect" dengan "sehari menjadi Ogre yang dulu."

Voillaa!! Dia mesti menebus perjanjian itu dengan sangat mahal. Iya emang akhirnya dia menikmati waktu-waktu dimana dia menjadi Ogra yang dulu namun perlahan dia mulai kehilangan kebahagiaanya itu. Dia mesti bayar mahal perjanjian yang telah ditandatanganinya dengan si pesulap yang licik itu. Dia mulai kehilangan keluarganya dan teman-temannya. Tapi dengan niat dan usaha untuk memperbaiki, akhirnya dia bisa mendapatkan kembali hidunpnya yang perfect itu.

Itu film. Saya mikir, di kehidupan nyata, mungkin saja kita benar-benar terlambat buat menyesal dan akhirnya ga bisa memperbaiki kesalahan yang udah kita buat...

Minggu, 30 Mei 2010. Jam 18:00 sore
This is the last day in May 2010. Hmmmmm,,,, pengen kerja, Tuhaaannn... But I know, You know what You have to do :) ...

nb: special thanks to a man I love, for holding my hands and abide with me through the days in this May..

Tuesday, February 9, 2010

Sepenggal curhatan

Februari 2010. Ga berasa udah 9 hari saja sejak hari terakhir saya bekerja di KPMG. Resign. Yup saya akhirnya mengambil keputusan resign tanggal 27 Januari 2010, tapi berhubung saya berhak dapet one day annual leave jadinya officially resign tgl 28 Januari 2010.

Keputusan yang udah matang. Pengen resign sebenernya dari Desember 2009. Tapi berhubung saya penasaran banget mau mencoba menyelesaikan sampe audit final dan reporting salah satu klien saya, maka saya pun menunda keputusan ini sampe akhir January. Bangga juga siyy akhirnya bisa melihat proses audit yang udah saya lakukan ini. Bangga banget bisa melihat hasil dari kerja keras saya.

Sebelum mengambil keputusan ini, saya sempat konsultasi sama beberapa orang senior dan manager. Tapi di hari H, keputusan resign saya tiba2 hampir saja ga jadi. Alasannya karena saya sempet konsultasi sama salah satu engagement manager saya, sebut saja namanya XY.

Saya : "XY, gue mau ngomong bentar dong...."

XY : "Yup silahkan saja. Tapi kalo ngomong soal resign, gue ga mau."
Dengggg!!! Saya menelan ludah.

Saya : "Serius gue.. Cepetan ah"

XY : "Hahahaha,, iya iya.. Kenapa? Kapan jadinya lo mau resign?"

Saya : "Hari ini gue last day. Nih gue mau ngobrol bentar ma lo skalian ngasih coklat.."

XY : "Hah,, hari ini?? Gue kira beberapa hari lalu lo bilang mo resign itu, maksudnya bln
depan.. Kok cpt bgt? Ada apa mel?"

Saya : " Ya habis kl gue ga keluar skarang, awal Februari gue udah megang klien lain.
Blablabla"

XY : " Alasannya lainnya kenapa mel?"

Saya : " Ada dua, satu bokap nyokap ga terlalu suka gue pulang pagi terus, trus dari guenya
juga ngerasa ga cocok disini.."

XY : "Ga cocok gimana? Gue ngerasa kerjaan lo fine-fine aja. Gue ga pernah kan komplain apa pun mengenai kerjaan lo.."

Saya : " Iya tapi gue ngerasa kerjaan gue ga cemerlang.. Gue juga mesti minta banyak guidance utk bisa menyelesaikan bagian gue.."

XY : "Ya ampunnn,, itu sih wajar. Ini kan klien pertama lo, Mel. Terus pas banget lagi lo dapet klien yg besar banget, yang terdiri dari tiga perusahaan yg harus selesai di waktu yg sama .. Ya emang berat banget mel buat pemula kayak lo. Tapi kan buktinya lo bisa menyelesaikan. "

Saya : "Tapi kan gue ga cemerlang kerjanya..."

XY : " Lo kira senior2 lo ga minta guidance sama gue? Mereka minta juga tau.. Itu mah wajar minta guidance.. Udahlah,, lo jangan resign dulu.. Lo ga bisa jadiin klien PT XX (disamarkan) jadi patokan ambil keputusan resign... Lo coba lah ke klien kedua lo yg lebih kecil dan buktiin ke gue kalo lo emang bisa... Gue yakin kok lo bisa.. Gue ga pernah kan komplain apa2 sama lo? Lo cuma ga PD aja sama diri lo sendiri, Mel.."

Blablabla


Saya : "Ah elo. Bikin gue jadi ragu aja sama keputusan resign gue..

Percakapan makin panjang.. Intinya menurut XY saya jangan resign dulu..

Saya terharu dan rasanya pengen meluk nih manager... Baik banget orangnya... Tapi setelah mikirin ulang dan sempat ragu sedikit, saya tetep kekeuh sama keputusan resign saya. Saya merasa ini keputusan terbaik buat saya dan orang tua saya.. Et voila !!

Saya udah banyak banget belajar dari kantor saya yg satu ini. Saya belajar ga cuma teori2 akuntansi ataupun auditing. Saya belajar juga bagaimana bekerja keras, membagi waktu, utk punya inisiatif, artinya saling membantu, belajar artinya kebersamaan dan kekeluargaan dll. Overall saya sangat bersyukur udah pernah ada disini. Bersyukur juga pernah punya klien yg gede bgt, bersyukur punya incharge, managers, dan tim yang sangat membantu dan menyenangkan..

Hmmm sekarang ga berasa hampir dua minggu saya sejak saya resign.. Hari2 saya, saya isi dengan jalan2 sama temen2. Suatu aktivitas yang susah banget saya lakukan pas musim peak season kemaren. Menyenangkan banget rasanya.. Istirahat juga cukup... Belum lagi sekarang ada seseorang yang selalu ada buat saya (Je t'aime) ... Hmmm,, nice...

Mungkin dalam waktu sebulan ini saya ga akan begitu antusias nyari2 kerjaan baru.. Masi mau refreshing dulu saja..

Monday, December 28, 2009

28 Desember 2009

Hari ini bagi saya merupakan hari yang sangat indah. Bukan karna saya ulang tahun. Bukan karna saya dapet kenaikan gaji. Bukan karna saya dapet surprise. Bukan !

Hari ini hari yang ga spesial. Hari yg ordinary. Hari Senin, tanggal 28 Desember 2009. Cuma, saya merasa hari ini saya sangat menikmati hidup. Hari ini benar-benar bikin saya puas. Hari ini berjalan ga seperti yang saya rencanakan kemarin.

Well, kemarin saya merencakan kalau hari ini saya harus batalin cuti saya buat follow up pending document, belajar buat stocktake akhir tahun Suzuki tgl 31 nanti, dan bikin persiapan audit final Mercy awal tahun depan. Kemarin saya bete banget memikirkan harus membatalkan cuti saya!

Tapi pagi ini kejadiannya berbeda banget. Ga tau kenapa rencana berubah total.
Saya terbangun jam 8 pagi karena HP saya bunyi. Ternyata yg menelepon adalah Gery sepupu saya.

Saya (dengan ketidakberdayaan karna masih ngantuk) : "Hallo"
Gery : Halo. Kak ikut tahun baruan yuk di puncak. Kita buka tahun disana
Saya: "Sama siapa Ger" (Tuingg!! pertanyaan bego,, ketauan masih blom loading)
Gery: "Ya kita2 aja kak. Keluarga."
Saya : "duhh ga bisa ger. Kak Nita kerja tgl 31 des dan 1 Jan ini. Mesti ke Cikarang dek. "

Lalu terbesit rasa sesal : "Yahhh ga bisa tahun baru rame2 deh di Puncak." Tapi rasa sesal itu ga berlangsung lama. Berhubung saya masih ngantuk, saya pun "ga sempat" menyesal lebih dalam. Saya pun tidur lagi.

Jam 9 lewat saya terbangun lagi. Dengan rasa malas bercampur enggan, saya ga langsung bangun dan siap-siap ke kantor. Saya malah menghidupkan laptop dan online. Tuing!! Tiba-tiba saya memutusakan untuk ga ke kantor dan tetap stick to the schedule : CUTI !! Saya pun melanjutkan aktivitas online sampe jam 10. Setelah itu saya tiba-tiba pengen masak. Masak yg sederhana saja sih.. Saya melihat ke kulkas. Ternyata masih ada persediaan ati ampla, nugget, telur, dan bumbu dapur lain. Nasi Goreng! Ide yang muncul adalah memasak nasi goreng komplit. Proses masak memasak memakan waktu sejam. Tadaaaammm,, jadilah nasi goreng ati ampla plus nugget plus telur mata sapi setengah matang.. Yummyyyy !!

Berlanjut dengan beres-beres kamar kos dan mandi. Setelah segar, tiba-tiba muncul ide lain: KE DEPOK! Brilian! Saya mesti ngambil ijasah saya yang ga sempat2 saya ambil selama ini. Sebelum ke Depok, saya sempat chatting sama teman saya Langgeng yang domisilinya masih di Depok. Saya bertanya soal cuaca karna saya tahu, Depok, kalau udah masuk bulan September, bakalan diguyur hujan (keseringan sihh hujan badai) yang bisa sampai seharian..

Saya: "Geng,, Depok lagi musim hujan deres ga? Gue mau ke Depok niyy ambil ijasah."
Langgeng:" Ya musim hujan siyy."
Saya:" Ya kalo gitu gue datengnya siang aja ya jadi sore pas pulang ga kehujanan."
Langgeng:"Justru sekarang2 hujannya seringan siang mel. Sore ga hujan."
Saya: "Oh gitu . Ya udah deh gue berangkat sorean aja jam 1an dari sini."

Saya pun lalu mengulur waktu mengikuti nasihat si Langgeng. Jam 1 siang saya pun berangkat. ke Depok. Ternyata Depok sudah berubah banyak. Jalanannya udah selesai diperlebar. Ajaib,, Depok ga macet lagi.. Horrraayyy!!!! Sampai di stasiun UI saya menunggu bikun. Aihhh berasa jadi mahasiswa lagi deh nunggu bikun buat ngampus. Kangen bgt saya sama bikun.

Lalu sampailah saya di UI jam 2 lewat dikit. Gila,, bangunan baru udah rampung.Kampus saya jadi kelihatan beda. Saya pun langsung ambil ijasah dan legalisir. But, something just shocked me! Legalisirnya mahal banget!! Selembar Rp 10 ribu. Alhasil saya yg mau legalisir 8 lembar mesti bayar Rp 80 ribu!! Bedehhh,, itu mah udah bisa makan kenyang di Sushi Tei.. Hiks.. Jam 3 saya berencana balik. Tapi upppsss, hujan deras turun mengguyur Depok. Sontak terbesit satu hal salam otak saya: "Si Langgeng bukanlah peramal cuaca yg tokcer. Ramalannya meleset!!"

Hujan yang teramat deras (ya benar dugaan saya,, hujan badai disertai petir kencang yang sahut menyahut).. Saya pun berteduh di halte Kober. Bosan menunggu, mata saya menjelajah sekitar dan melihat: " Warung Bakso Kober". Tempat saya dan teman-teman kongkow, gosip, dan ketawa-ketawa.. Saya kangen banget momen itu. Saya pun beranjak ke warung bakso langganan saya dan geng saya waktu jaman kuliah. Bernostalgia. Hmmmm,, rasanya belom berubah. Tempatnya juga blom berubah. Penjualnya juga.. Duhhh menyenangkan sekali berlama-lama duduk disana sambil menunggu hujan reda.

Sekitar jam 3.35 sore hujan mulai jadi gerimis. Saya memutuskan untuk pulang. Tapi eitsss,, saya pikir ada baiknya saya ke Dokter Kulit langganan saya dulu. Mau beli sabun cuci muka dan pelembab muka. Masih ada sihh stocknya. Tapi kalau dipikir-pikir, saya kan ga bisa tiap bulan ke Depok. Jadi mumpung lagi di Depok, saya pikir ada baiknya sekalian beli saja. Duhhh muka saya bener-bener merepotkan! Sensitif banget. Ga bisa sembarangan pakai sabun muka ato pelembab. Bisa langsung alergi parah!!

Saya memilih untuk berjalan kaki saja dari Depok ke dokter (daerah Pocin). Saya pengen ngerasain masa-masa jalan kaki saya dulu semasa kuliah. Berbekal payung plus hujan gerimis, saya menyusuri jalan kecil itu. Melewati gerobak batagor langganan, lalu warteg favorit, lalu warteg langganan, dan..... kosan saya "kosan Libra." Hmmmmm kalo saya ingat2, banyak banget kenangan di sepanjang jalan ini. Mulai dari yang senang, lucu, memalukan, sedih, kesal, dan... cinta... Hmmm.......... Saya jadi ga bisa berkata apa-apa.

Ya sudahlah. Lanjut saja... Saya pun sampai ke Dokter langganan saya itu. 20 menit saya habiskan buat jalan kaki. Senang. Puas. Ga tau kenapa, lima tahun kuliah di UI, bikin budaya jalan kaki melekat kuat. Pulang kantor saya pun terkadang lebih memilih buat jalan kaki. Temen2 saya heboh dan bilang "Gila, itu kan jauh, Mel???" Tapi bagi saya itu ga jauh. Beneran ga jauh sama sekali. Dan mengasyikkan sekali bisa jalan kaki menikmati malam hari sepulang kerja.

Setelah saya selesai berurusan dengan dokter kulit saya, saya melanjutkan perjalanan went to the cinema!! Saya nonton Avatar. Gila, tuh film keren bgt. Dan saya mendapat satu pesan penting dari film itu: "Lelaki yang baik adalah lelaki yang ga cuma gagah, tapi juga mau mengakui kesalahan dan berusaha menebus kesalahannya dengan berani. " Andai saja saya nonton film ini sama si ****** (tenang kok,, nama kamu disensor!!).. Hmmm bisa habis dia saya sindir2.. Hahahahahaha.. Gara-gara film ini,, saya jadi pengen mendapatkan suami yang mirip karakternya sama si Jake.. Hehehehehe,,

After a very nice route, I went back home (home disini maksudnya kosan). Saya mandi, makan, nulis di blog, dan tidur..... Hmmm,, hari ini sempurna banget.. Puas bisa "balik" sebentar ke masa-masa indah dulu. Senang bisa bernostalgia. Whuaaaaa,, pokoknya hari ini SEMPURNA!!!!!

Sunday, December 20, 2009

DIA berkuasa

DIA berkuasa menyalakan kerlip bintang di kala malam
DIA berkuasa untuk berperang melawan musuh-musuhku sementara aku hanya diam berserah
DIA berkuasa membungkam segala pertanyaanku yang seakan tak memiliki jawaban

DIA berkuasa menghapus air mataku dan membuatku tersenyum kemudian
DIA berkuasa menghentikan khawatirku dan menerbitkan harapan yang tak palsu
DIA berkuasa membuatku tertawa dan melupakan segala kesedihanku

DIA bersedih melihat hidupku yang jauh sering terjatuh dalam dosa
Sering kali bahkan aku mengulang kesalahan yang sama lagi dan lagi
Tapi DIA memaafkanku selalu dan selamanya

kepada DIA-lah aku menaruh kepercayaanku dan pengharapanku
Dan kelahiran-Nya lah yang hendak kusambut beberapa hari lagi
Sampai akhirnya kedatangan-Nya yg kedua kali-lah yang kunantikan

Datanglah Immanuel!
Maranatha!

Friday, December 18, 2009

Makna Natal yg Sesungguhnya

It's 18 Dec now!! Minggu depan kita bakal merayakan hari Natal, hari dimana Tuhan dan Juruselamat yang akbar lahir di kandang domba. Melepaskan atribut sebagai Raja untuk menyelamatkan orang percaya. Dan Ia memilih untuk menjadi seorang anak dari tukan kayu. Seperti biasa, seperti yang memang menjadi tradisi, seperti yang terjadi berulang-ulang, saya dan umat Kristiani lainnya begitu bersukacita menyambut hari ini dengan beragam cara. Ada yang memilih merayakan Natal dengan menghadiri pesta-pesta Natal besar di gereja atau di gedung mewah, ada yang memilih merayakan Natal di panti asuhan untuk berbagi dengan sesama, ada yang merayakan Natal dengan ngumpul-ngumpul bersama keluarga besar atau teman-teman. Ada juga yang sihh yang pas hari Natal sibuk belajar buat ujian kampus dan bahkan jadinya ga sempat pulang kampung karena ujian itu . Tapi saya, sepanjang hidup saya selama dua puluh dua tahun ini, intinya selalu bahagia dan bersukacita dalam menyambut Natal walau apapun yang terjadi..

Pernah tiga tahun berturut2 awal kuliah di UI dulu dimana saya ga pernah bisa pulang kampung pas natalan karena sibuk ujian di kampus. Tapi saya tetap bersukacita.. Apalagi kalau mikirin awal Januarinya bakalan bisa mudik dan liburan semester sebulan penuh!!!

Pernah juga di natal tahun 2008 lalu dimana saya selama sebulan sebelum mudik natalan, dilanda alergi hebat yang membuat saya tersiksa sebulan penuh dengan gatal2 yang ga jelas sambil tetap harus memaksakan diri belajar untuk ujian di kampus dan ujian bahasa prancis di tempat kursus saya. Saya udah bolak-balik dokter umum dan dokter kulit, tapi ga pernah ketauan alergi apa yang saya alami waktu itu. Yang bisa saya lakukan cuma mengkonsumsi obat alergi sambil menjaga makanan saja (cuma makan nasi plus sayur bening plus tahu/tempe saja selama sebulan). Pernah (berulang-ulang kali) saya mencoba ga makan obat alergi, ehhh.. gatelnya bener2 "bisa membunuh". Saya bahkan suka ga sadar menggaruk-garuk seenak saya,, sampai-sampai waktu itu leher dan muka saya banyak bekas garuk-an.. (untungnya sekaraang udah balik mulus lagi,, hehehehe).. Pokoknya itu adalah sebulan pra Natal yang benar-benar membuat saya merasa capek dan stress dan bikin saya ngebet banget pengen pulang kampung.. Begitu ngebetnya sampai2 pas hari H saya mau pulang kampung dengan penerbangan jam 7 malam, saya memilih untuk berangkat secepat mungkin, yaitu 6 jam sebelumnya. Jam 1 siang saya udah berangkat dari kosan.. Bodo amat deh mau nunggu lama di bandara, yang penting saya pulang dan bisa bersenang-senang sama keluarga saya! Titik!! Nb: ternyata akhirnya ketauan saya alergi krn ga cocok sama salah satu pelembab kulit yang merk-nya ga etis kl disebutkan di forum terbuka gini..

Ya diatas adalah sepenggal cerita saya dalam menyambut natal di tahun2 lalu. Sisanya biasa-biasa saja. Ngumpul sama keluarga besar dan bersenang-senang. Intinya,, saya selama 22 kali merayakan Natal, saya merasa Natal menjadi momen spesial. Momen dimana saya tahu iman saya ga sia-sia, dimana Juruselamat yang saya nanti2kan MEMANG benar2 datang buat menyelamtkan saya dan seluruh orang percaya! Plus,, Natal merupakan momen dimana (entah kenapa) saya (dan banyak orang lain) menjadi penuh dengan kebahagiaan dan sukacita..

Tapi untuk Natal ke-23 ini, agak berbeda. Saya sempat berpikir "Haruskah ada natal di th ini?".. Pikiran ini mulai merasuki saya karena saya sempat "agak tertekan" di bulan-bulan terakhir tahun ini. Ada banyak masalah dan tekanan yang datang kepada saya. Mulai dari masalah kerjaan dan masalah-masalah lain yang sempat bikin saya agak down.. Belum lagi, saya yg usah merencanakan buat Natalan bareng keluarga ke Medan, ternyata harus membatalkan semua rencana-rencana seru itu karena ternyata saya ga boleh cuti panjang buat natal dan tahun baru! Malahan saya harus kerja!! kerja dan kerja!! Yahhhh namanya juga akuntan,, akhir tahun,, kerjaan makin menumpuk dan menjadi2 di akhir tahun. "Haruskah ada Natal tahun ini?" Pertanyaan pesimis mulai muncul beberapa minggu lalu dalam benak saya.Saya juga jadi ga excited buat natalan tahun ini.

But thanks God, God is good. Saya hanya sempat punya pikiran kayak gitu sebentar (beberapa hari saja). DIA langsung membuka pikiran saya, kalau makna Natal jauh melampaui kumpul2 bareng dan momen bersenang-senang. Emang siyy saya ga bisa ngumpul2 bareng keluarga pas Natal tahun ini.. Emang siyy saya ga dapet cuti panjang buat Natal tahun ini dan bahkan harus kerja.. Terus kenapa?? Apakah cuma karena saya ga bisa bersenang-senang pas Natalan dan merayakan Natal dengan spesial, makna Natal ikut2an menjadi sesuatu yang ga spesial juga?? Natal jadi berkurang maknanya karena saya lg banyak pressure dan masalah?? Hmmmm dangkal banget ya pemikiran saya.. Kayaknya diluar sana,, banyak banget yang merayakan Natal di emperan dan di pinggiran jalan.. Bahkan ga bisa makan enak pas Natal (mungkin malah ga makan karna ga ada duit). Saya yang masih bisa Natalan dengan kondisi yang jauh lebih baik dari mereka kok malah sibuk menggerutu ya??

Makna Natal kan dalam banget. Makna Natal berarti jawaban iman kita sebagai orang percaya akan keselamatan dan kasih Allah, terjawab dan tak terbantahkan!! Makna Natal ga cemen!! Perihal mau bersenang-senang dalam pesta ataupun ngumpul sama keluarga besar atau teman-teman mah,, cuma bonus aja.. Kalo bisa ya bagus,, kl ngga juga ga papa..

Well,, I hope kita semua yang bisa merayakan Natal dengan makna yang sebenarnya.. Dan Iblis dan setan,, pergilah kalian!! jangan pernah merusak makna Natal yang selama 23 tahun ini telah tertanam kuat dalam otak saya!! Huss.. Husss..


SELAMAT NATAL semuanya!! Tuhan Yesus memberkati!!!! Have a joyfull, blessed, and meaningful Christmas everybody!! Hohohohohohohoo

Saturday, November 28, 2009

Lost in Space

Lost in Space by Light House Family





Sometimes, I get tired of this first attitude


You are the one thing, that keeps me smiling


That's why I'm always wishing hard for you


'Cos your life shines so bright


I don't feel no solitude


You are my first, star at night


I'd be lost in space without you





And I'll never lose my faith in you


How will I ever get to heaven, if I do






Feels, just so fine


When we touch the sky me and you


This is my idea of heaven


Why can't it always be so good


But it's alright, I know you’re out there


Doing what you've gotta do


You are my soul satellite


I'd be lost in space without you





And I'll never lose my faith in you


How will I ever get to heaven, if I do






I'll never lose my faith in you


I'll never lose my faith in you








Beberapa hari terakhir lagu ini menjadi lagu favorit saya. Bukan lagu baru memang. Sudah beberapa tahun yang lalu keluar lagu ini. Pas awal-awal keluar saya sih sudah suka sama lagu ini. Saat itu saya mengira lagu ini sama seperti lagu bernuansa romantis pada umumnya, yaitu perasaan seseorang terhadap kekasihnya. Tapi berhubung waktu itu saya cuma sebatas suka saja, jadi saya ga terlalu concern ke liriknya. Sampai suatu hari, tepatnya sekitar dua minggu yang lalu, teman sekantor saya bilang, ”Mel lo tau lagunya Lost in Space-nya Light House Family ga?”


Saya menjawab : ”iya tau. Kenapa?”


Dia : ”Katanya itu lagu rohani ya?”


Saya: ”Hah? Iya gitu?”


Dia :”Iya. Denger aja liriknya...”





Saat itu saya ga berminat lebih lanjut untuk mendengarkan liriknya lebih dalam. Saya lagi sibuk sama kerjaan yang menumpuk. Kira-kira minggu lalu, saya tiba-tiba ingat percakapan saya dengan teman saya itu. Saya pun memutar lagu tersebut. Saya mencoba mendengarkan liriknya.



Voila !! ­I got it. Saya merasa liriknya dalam sekali. Terlebih kalau saya ganti you-nya menjadi You. Kalau diterjemahkan secara kasar menjadi seperti ini:


Saat aku lelah dengan hidupku, Kau-lah satu-satunya yang tetap membuat aku tersenyum. Karena itulah aku benar-benar berharap pada-Mu.


Kaulah yang pertama, Kaulah Bintang di malam hari, dan Kau membuatku takkan pernah merasa sendiri. Dan aku pasti tersesat tanpa-Mu..


Aku kan menaruh kepercayaanku pada-Mu selalu. Selalu dan takkan pernah luntur. Dan jika nanti kerpercayaanku itu luntur, bagaimanakah aku kan sampai ke Surga?


Akan sangat indah jika Kau dan aku terbang ke langit diatas sana. Namun mengapa kenyataanya ga semudah itu ya?


Hmmm tapi ga papa. Aku tau kok, Engkau ada di sana, melakukan yang memang seharusnya Kau lakukan. Oh Kau-lah satelit jiwaku. Aku kan tersesat tanpa-Mu..



Beughhh,, dalam sekali... It touched me so deep. Hiksss,, sempat terharu.. Ga bisa kasi komen apa-apa. Lagu ini udah mengatakan semua yang saya mau katakan. Keren !!! Anyway,, jadi sebenarnya lagu ini beneran lagu rohani bukan yaaaa???