Friday, November 2, 2012

Kelahiran Anak Pertama

Hollaa semuanyaaa :D :D

Kalau sebelumnya saya menulis mengenai kehamilan saya yang pertama. Kali ini saya menulis mengenai kelahiran anak pertama saya, Jeremy.

Saya mengajukan cuti bersalin tiga bulan periode 23 Juli 2012 - 23 Oktober 2012 dan disetujui atasan saya. Seneng banget deh begitu tau cutinya di approve. Terbayang indahnya tiga bulan cuti dimana saya tidak bekerja sementara waktu dan saya bisa sepuasnya bermain bersama bayi saya yang akan segera lahir.

Bagaimana faktanya?

Weekend tanggal 21 dan 22 Juli saya pergi nge-date sama suami saya. Pagi hari saya dan suami jalan-jalan ke pasar belakang rumah buat olahraga ringan yang katanya bisa memperlancar proses persalinan kelak. Sore harinya seperti biasa, dari jaman pacaran, kami ke mall. Saya ingat waktu itu pilihan kami pergi ke Mall Plaza Senayan. Mall yang nyaman dan menyenangkan terutama buat seorang yang hamil tua seperti saya.

Kami memilih film Batman. Sebelum filmnya diputar, saya dan suami mengelilingi mall. Mulai dari makan ice cream, cuci mata di Metr* dan Sog*, dll. Nahhh disini nihh saya merasakan kram yang hilang timbul di bagian pantat sampai paha saya. Rasanya bikin merinding dan setiap kali merasakannya saya pun terpakasa beristirah sebentar. Gak lama kemudian pas mulai jalan lagi,, ehh kramnya muncul lagi.. Belakangan saya baru tahu kalau itu namanya kontraksi palsu. Which is, kalau udah hamil tua kaya saya waktu itu, akan terasa banget dan makin sering....


Keesokan harinya, hari Senin, saya merasakan sakit yang sama makin sering sepanjang pagi. Saya pun mengalami flek yang lumayan banyak. Yang namanya anak pertama, yang belum pernah merasakan namanya hamil dan melahirkan sebelumnya, saya panik. Saya kira itu sudah saatnya untuk melahirkan. Lalu saya mengajak suami saya untuk cek ke Rumah Sakit tempat biasa kami kontrol kandungan, RSB Duren Tiga. 

Dengan rasa cemas dan takut, saya diperiksa dokter kandungan saya, Dokter Fachurdin yang baik hati, sabar, dan telaten. Dia bilang ada bukaan tapi masih kecil sekali. Dan saya pun disuruh pulang lagi. Saya disuruh datang kalau rasa sakitnya berasa teratur setiap 15  menit sekali.


Hari Selasa, saya masih saja mengalami flek lendir darah yang banyak. Malam harinya sekitar jam 11 malam, saya dan suami menghitung kontraksi yang memasuki masa 15 menit sekali. Jam 1 pagi hari Rabu, kami sampai Rumah sakit dan menginap disana.

Saya ingat rasa sakit dan takutnya waktu saya dicek pembukaannya. Rasa takut yang berlebihan membuat saya tegang dan makin memicu otot saya makin tidak fleksibel. Bidan pun berkali-kali menyuruh saya untuk tenang supaya proses mengukur bukaan semakin mudah dan tidak sakit. Tapi saya, tetep aja, karena takut, makin tegang, dan konsentrasi sama rasa sakitnya, jadinya makin sakit. BANDEEEELLLL !!
Jadi, new moms to be, pesan saya, jangan takut berlebihan yahh.. Usahakan rileks supaya bisa mengurangi rasa sakit dan menyimpan tenaga :)

Gak bisa tidur semalaman selama proses pembukaan!! Tapi bukaan ga nambah-nambah.. Menahan sakit yang tidak sebentar.. Sedihhh banget rasanya. Tapi untungnya saya udah mengikuti senam hamil beberapa kali sebelumnya. Disana dibilangin untuk mengusahakan diri tetap rileks, simpan tenaga, dan alihkan pikiran ke hal positif untuk mengurangi rasa sakit. Saya memikirkan nikmatnya nanti anak saya lahir, betapa bahagianya saat itu. Dan benar saya bisa melalui masa-masa itu dengan gak pake teriak-teriak. Nangis, so pasti. Kan sakit. Mana sakitnya lama pula. Tapi inget yah moms to be,, kalau mama-mama lain bisa melewati rasa ini, kita juga pasti bisa kan? Lagian ini proses yang begitu luar biasa untuk mendapatkan suatu hal yang luar biasa...

Tibalah saat itu, bukaan SEPULUH!!! Mulai mengejan. Pertama kali ngejan saya teriak. Saya lupa,, harusnya gak boleh teriak karena ntar tenaganya terbuang lewat mulut! Kedua kali ngejan salah lagi. Siku saya menahan di tempat tidur. Alhasil ngejan jadi sia-sia karena tenaga habis di siku. 

Ketiga kali ngejan dan beberapa kali ngejan berikutnya, barulah saya bisa bener ngejannya. SAya konsentrasi dan gak mau panik. Tenang. Dengerin instruksi dokter dan bidan untuk tenang dan fokus mengejan saat mules datang. 

"Rambutnya udah kelihatan" Begitu kata dokter Fach.... 
Secercah harapan tiba.. Saya makin semangat mengejan. Namun belum berhasil.

Suami, Ibu, dan mertua, semua pun memberi semangat. 

"Tenang... Dia sudah berusaha yang terbaik" begitu sambung dokter Fach . Dalam keadaan yang begitu genting seperti itu pun, saya masih bisa mendengar kata-kata bijaksana beliau yang begitu menenangkan. Kata-kata yang sederhana namun begitu mengena. 

 Kamis pagi, 26 Juli 2012, terdengarlah tangisan yang begitu indah, yang rasa-rasanya jauh lebih merdu dari semua bebunyian lainnya yang pernah saya dengar. Jauh lebih indah dari semua melodi yang pernah tercipta.

Anak laki-laki pertama saya, yang saya bawa kesana-kesini selama sembilan bulan lebih, baik ke kantor, ke toilet, tidur, pup, dll, kini telah lahir. Saya menangis saat dia mendengar tangisannya dan makin tersedu begitu ia diletakkan di perut saya, saya sentuh kulit punggung, pantat, dan pahanya.


I am now a mom. An exciting new journey starts now... I love u, my son..

No comments:

Post a Comment