Beberapa hari yang lalu saya dan dua orang teman kantor saling bercerita mengenai beberapa hal. Dan salah satu hal yang kami bahas adalah mengenai “patah hati”. Kami membahas hal ini karena salah satu dari teman saya ini baru saja mengakhiri hubungan dengan pacarnya.
Kami sempat membahas mengenai berapa lama sih biasanya kita terkungkung dalam rasa sakit pasca patah hati? Teman saya di A menjawab, ia sudah tiga bulan ini mengalami rasanya terkunkung dalam rasa sakit dan sekarang dia udah mulai melupakan rasa sakit itu, terus teman saya yang B, menjawab "dua hari. doang tuh". Lalu dia bertanya balik kepada saya “Kalo elo, Mel?”
Teman saya si A langsung mengambil jatah menjawab pertanyaan itu tanpa izin saya. Dia berkata, “ Kalo si Melsa mah, lama banget… Hahahahaha.” Dia lalu tertawa ngakak. Sial. Dia menertawakan saya. Huh
Patah hati. Dan kemudian menata hati. Dua hal yang saya yakin banget pernah dialami oleh kita semua. Bahkan mungkin bukan cuma sekali tapi dua kali, tiga kali, atau lebih. Masalahnya adalah berapa lama kita ada dalam suasana sakit?
Menurut saya wajar saja kalau kita menangis dan sedih. Tapi masalahnya, mau berapa lama kita begitu? Saya merasa kita semua pasti maunya cuma sebentar saja merasakan rasanya sakit. Ga perlu berminggu-minggu,, apalagi berbulan-bulan, atau malah bertahun-tahun? Oh no!!
Saya sempat bingung juga sama teman saya yang sudah setahun lebih putus dari pacarnya. Dia masih aja terus mikirin mantannya itu, nangisin mantannya itu, mereka-reka apakah mantannya itu merasakan kepedihan yang sama dengan apa yang dia rasakan?
Menurut saya, sebenarnya salah satu hal yang membuat kita makin susah untuk keluar dari zona sakit hati adalah karena kita begitu terbuai sama yang namanya “memori” atau nama lainnya “ kenangan”. Tak jarang kita, baik sengaja maupun tidak, membawa diri kita, membawa pikitran kita, membawa otak kita, untuk me-rewind kenangan-kenangan indah saat bersama mantan. Kita membayangkan bagaimana dia dulu sering melakukan hal-hal romantis buat kita, bagaimana dulu dia suka memberikan pujian-pujian kepada kita, bagaimana kita dulu menghabiskan waktu sama-sama, masak bareng, nyuci motor bareng (iya ! ada kok yang pacarannya gini), bagaimana kita bisa nangis di pelukan mantan terus merasa plong, dll.
Semuanya benar-benar indah. Semuanya benar-benar manis. Kita terbuai lagi. Kita ingin merasakan semua hal itul lagi. Kita ga bisa melepas pikiran kita dari semua memori itu. Dan secara ga sadar, kita bukan cuma nangis lagi, tapi kita jadi makin “terikat” sama dia.
Yes, it takes time ! But how long ? Menurut saya masih banyak hal lain yang jauh lebih penting selain mengurusi sakit hati. Jadi, menurut saya lebih baik sih, kita ga usah terlalu sering deh me-rewind yang namanya kenangan manis dulu. Tahan sajalah diri kita untuk itu. Perlahan tapi pasti, coba kita melihat kedepan. Siapa tahu nanti kita dapet pengganti yang jauh lebih baik dibanding sang mantan tersayang.
I'm a kind of human who trust my heart more than to listen to others. I'm not a very strong person, but I do try to be as strong as I can.. Sometimes I fall but I always try to up then. I am weak but I'm not a person who have no power at all.
No comments:
Post a Comment