Thursday, October 22, 2009

merengkuh cita-cita

Siang tadi saya dan teman2 kantor saya sempat mengobrol mengenai prospek masa mendatang kami di kantor. Sempat juga kami berbincang mengenai beberapa perusahaan dan kantor-kantor pemerintah yang kami coba masuki.

Hmmm,, sebenarnya saya sangat bersyukur memiliki sebuah pekerjaan di kantor saya yang sekarang. Memang saya baru masuk kantor saya ini tiga bulan yang lalu. Namun saya bahkan bisa bisa merasa sangat puas dengan apa yang saya dapatkan dari kantor saya sekarang. Bagaimana tidak ? Pekerjaan saya sebagai seorang auditor merupakan impian saya sejak saya masih kuliah, belum lagi ditambah kantor saya merupakan salah satu kantor akuntan yang reputasinya sudah ga perlu diraguakn lagi. Bukannya saya sombong, tapi saya hanya mau menunjukkan sisi dimana saya sebenarnya sangat bahagia, bersyukur, puas, dan bangga atas pekerjaan saya yang sekarang.

Namun jika ditilik lebih lanjut, sebenarnya saya memiliki sebuah cita-cita yang saya simpan dan sebenarnya sangat ingin saya dapatkan. Bagi sebagian orang, cita-cita saya ini dibilang sangat idealis dan sedikit "nggak berarti". Malah beberapa orang yang mengetahui cita-cita saya ini, berkata "Mel, kayaknya apa yang lo dapetin sekarang jauh lebih bernilai daripada cita2 lo yang sedikit ga realistis itu."


Ga realistis. Ga masuk akal. Ga bisa menunjang kehidupan. Begitu rata-rata orang menanggapi cita-cita saya ini. Sebenarnya cita-cita saya sangat sederhana : menjadi seorang guru. Ya guru. Guru di sebuah desa terpencil di suatu tempat di Indonesia ini. Mungkin di Papua. Mungkin di Kalimantan. Atau mungkin saja di kampung/desa mana saja...


People call it passion ! Ya, memang ini hasrat saya.. Hasrat untuk memberikan sesuatu yang saya punya buat orang lain. Sesuatu yang kecil tapi berguna dan dapat membahagiakan orang lain.

Saya ga munafik. Saya memiliki beberapa ketakutan tersendiri juga dalam mengejar cita2 ini. Saya takut ini merupakan hasrat sesaat saja. Saya takut ketika saya menjalani cita-cita saya ini, ternyata keadaannya ga seindah yang saya bayangkan. Saya takut kalau saya memaksakan untuk menjalani cita-cita saya ini, saya ga akan bisa memberikan kebanggaan bagi orangtua saya, termasuk tidak dapat memberikan "perintilan finansial" kepada mereka.
Ketakutan2 saya ini masih ditambah "ketidaksetujuan" dari orang-orang di sekitar saya. Makin jauhlah cita-cita saya ini... Tapi saya ga bisa bohong... Saya masi mengiginkan cita2 ini... Hasrat saya menjadi guru benar2 besar.

Sebelum saya lulus kuliah dan bekerja di kantor saya yang sekarang ini, saya sempat menjadi seorang guru privat yang mengajarkan bahasa Indonesia ke seorang ekspatriat yang baru datang ke Indonesia. Saya menemukan kepuasan disana. Bukan karena gajinya yang memang menggiurkan (walaupun tidak bisa diingkari, gajinya merupakan salah satu faktor yang membuat saya semangat ngajar), tapi lebih karena saya memang mencintai pekerjaan saya ini. Saya mendapatkan panduan dari ex-kantor saya bagaimana caranya mengajar. Namun saya ngga terlalu menurutinya. Saya memiliki dan mengajar dengan cara saya sendiri. Saya ingat bagaimana saya sehari sebelumnya harus menyiapkan materi,, membuat kuis kecil untuk pertemuan berikutnya,, dan membuat topik diskusi yang bisa membuat murid saya bisa belajar dengan cepat dan menyenangkan. Saya sangat antusias melakukan semuanya !!

Hmmmmm,,, mungkin memang saya ngga bakalan bisa menjadi guru di sebuah perkampungan kecil seperti yang sangat saya dambakan. Tapi mungkin saya masih bisa menggapai mimpi saya untuk menjadi guru nantinya.. Ya semua jalan ini saya serahkan kepada Tuhan saja... Sebagaimana saya dulu pernah sangat memimpikan menjadi seorang auditor sukses di sebuah kantor akuntan big four, dan bagaimana kemudian saya mengubur mimpi saya itu karena satu dan lain hal, namun bagaimana akhirnya Tuhan memberikan saya cita-cita saya yang sudah terkubur itu: menjadi auditor di sebuah kantor akuntan big four !! Ya, Dia memang hebat !! Dia punya rancangan dan jalan-Nya sendiri. Dia lebih mengetahui apa yang baik buat saya.
Bagi-Mu saja ya, Tuhan.. Saya hanya mau merengkuh cita-cita saya ini,, merengkuhnya dalam hati dan gengaman saya. Jika memang saya harus melepasnya ataupun meraihnya,, saya tahu,, itu hanya karena-Mu..

No comments:

Post a Comment